MENYADARI DAN MENSYUKURI KASIH KRISTUS

Lukas 23 : 26 - 32
23 Ketika mereka membawa Yesus, mereka menahan seorang yang bernama Simon dari Kirene, yang baru datang dari luar kota, lalu diletakkan salib itu di atas bahunya, supaya dipikulnya sambil mengikuti Yesus. 27 Sejumlah besar orang mengikuti Dia; di antaranya banyak perempuan yang menangisi dan meratapi Dia. 28 Yesus berpaling kepada mereka dan berkata: ”Hai puteri-puteri Yerusalem, janganlah kamu menangisi Aku, melainkan tangisilah dirimu sendiri dan anak-anakmu! 29 Sebab lihat, akan tiba masanya orang berkata: Berbahagialah perempuan mandul dan yang rahimnya tidak pernah melahirkan, dan yang susunya tidak pernah menyusui. 30 Maka orang akan mulai berkata kepada gunung-gunung: Runtuhlah menimpa kami! dan kepada bukit-bukit: Timbunilah kami! 31 Sebab jikalau orang berbuat demikian dengan kayu hidup, apakah yang akan terjadi dengan kayu kering?” 32 Dan ada juga digiring dua orang lain, yaitu dua penjahat untuk dihukum mati bersama-sama dengan Dia.
Alkitab Terjemahan Baru © 1974, Indonesian Bible Society – Lembaga Alkitab Indonesia
George Stinney Jr adalah seorang remaja berkulit hitam asal Amerika yang dihukum mati meskipun tidak bersalah. Peristiwa tersebut terjadi pada tahun 1944. Ia dituduh membunuh dua anak perempuan berkulit putih yang berusia 7 tahun dan 11 tahun. Sidang yang dilakukan padanya cukup singkat dan ia dijatuhi hukman mati dengan cara disetrum di kursi listrik meskipun bukti-bukti belum cukup. Setelah 70 tahun berlalu, keluarga Stinney mencari keadilan dengan menyertakan bukti-bukti sehingga sidang kemudian dibuka kembali dan ia dinyatakan tidak bersalah.
Sobat Teruna, bacaan hari ini mengajak kita untuk melihat pengorbanan Kristus di kayu salib. Orang yang di salib adalah orang yang dianggap melakukan kesalahan atau kejahatan. Dalam pemerintahan Romawi, orang yang bersalah tersebut akan dibawa keluar dari ruang sidang menuju halaman dan di atas bahunya akan diletakkan salib. Setelah itu, orang tersebut akan dibawa menuju tempat penyaliban. Demikianlah yang terjadi pada Yesus. Dia dibawa oleh banyak orang untuk disalibkan meskipun Yesus tidak melakukan kejahatan apa pun. Mengapa Yesus tidak melawan? Karena ada misi keselamatan yang dipercayakan Bapa kepada-Nya. Simon dari Kirene sesaat ikut membantu memikul salib. Namun demikian yang disalibkan sampai mati bukan dia, melainkan Yesus, Anak tunggal Bapa. Yesus tidak mau penderitaan dan pengorbanan-Nya digantikan, ditangisi dan diratapi.
Sobat Teruna, yang Yesus kehendaki adalah setiap orang menyadari keberdosaan dirinya sendiri dan bertobat. Penyesalan tanpa pertobatan dan perubahan sikap yang taat kepada firman Allah adalah hal yang sia-sia. Tuhan Yesus mau kita sadar akan kasih-Nya dan mengasihi sesama sebagai bukti syukur dan ketaatan kepada Allah Bapa.
Berdoalah agar firman Tuhan hari ini bisa berakar, tumbuh dan berbuah dalam kehidupan Sobat Teruna :
Tuhan Yesus, aku mau bertobat, hidup taat kepada kehendak Bapa dan mengasihi sesamaku, karena itu mohon tolonglah diriku.