BERGANTUNG HANYA KEPADA TUHAN

Yunus 2 : 1 - 10
1 Berdoalah Yunus kepada Tuhan, Allahnya, dari dalam perut ikan itu, 2 katanya:”Dalam kesusahanku aku berseru kepada Tuhan, dan Ia menjawab aku, dari tengah-tengah dunia orang mati aku berteriak, dan Kaudengarkan suaraku. 3 Telah Kaulemparkan aku ke tempat yang dalam, ke pusat lautan, lalu aku terangkum oleh arus air; segala gelora dan gelombang-Mu melingkupi aku. 4 Dan aku berkata: telah terusir aku dari hadapan mata-Mu. Mungkinkah aku memandang lagi bait-Mu yang kudus?5 Segala air telah mengepung aku, mengancam nyawaku; samudera raya merangkum aku; lumut lautan membelit kepalaku 6 di dasar gunung-gunung. Aku tenggelam ke dasar bumi; pintunya terpalang di belakangku untuk selama-lamanya. Ketika itulah Engkau naikkan nyawaku dari dalam liang kubur, ya Tuhan, Allahku. 7 Ketika jiwaku letih lesu di dalam aku, teringatlah aku kepada Tuhan, dan sampailah doaku kepada-Mu, ke dalam bait-Mu yang kudus. 8 Mereka yang berpegang teguh pada berhala kesia-siaan, merekalah yang meninggalkan Dia, yang mengasihi mereka dengan setia. 9 Tetapi aku, dengan ucapan syukur akan kupersembahkan korban kepada-Mu; apa yang kunazarkan akan kubayar. Keselamatan adalah dari Tuhan!” 10 Lalu berfirmanlah Tuhan kepada ikan itu, dan ikan itu pun memuntahkan Yunus ke darat.
Alkitab Terjemahan Baru © 1974, Indonesian Bible Society – Lembaga Alkitab Indonesia
Mariana adalah palung paling dalam yang diketahui. Lokasi terdalamnya berada di kerak bumi. Palung ini terletak di dasar barat laut Samudera Pasifik, sebelah timur Kepulauan Mariana, dekat dengan negara Jepang. Palung Mariana ini merupakan batasan di mana dua lempeng tektonik (Pasific dan Filipina) bertemu. Kedalaman dari Palung Mariana ini lebih jauh dari ketinggian Gunung Everest di atas permukaan laut (sumber wikipedia). Karena itu kondisi yang mendekati dasar Palung Mariana adalah keadaan yang tidak terjangkau sinar matahari atau dikatakan gelap abadi.
Dapat dibayangkan kondisi gelap abadi itu mirip dengan kondisi Yunus di dalam perut ikan besar. Karena sangat ketakutan, maka Yunus berdoa kepada Tuhan. Dia menggambarkan kondisinya seperti di tengah-tengah dunia orang mati (ayat 2) setelah dilemparkan Tuhan ke arus air dengan segala gelora dan gelombangnya (ayat 3). Ada sebersit harapan untuk memandang lagi bait Allah yang kudus (ayat 4). Yunus sadar air yang mengepung sangat mengancam nyawanya (ayat 5). Dirinya sudah dibawa jauh oleh ikan besar itu ke dasar gunung dan bumi (ayat 6). Di saat itulah Yunus teringat kembali kepada Tuhan. Dia mengucap syukur dan bernazar. Lalu Tuhan pun membebaskannya keluar dari perut ikan besar tersebut. (ayat 7-10).
Sobat Teruna, jika Tuhan mengijinkan kita berada dalam kondisi kekelaman, kesulitan bahkan ketakutan saat ini, artinya Dia menginginkan kita kembali mengingat kasih dan kebesaran-Nya. Jangan kita lari dari masalah dengan melakukan hal-hal yang memperburuk keadaan. Mari dengan kerendahan hati kita mengintrospeksi diri. Datanglah kepada Tuhan dalam doa, berserah diri dan percayalah kepada-Nya maka Dia akan memberikan jalan keluar terbaik dari setiap pergumulan hidup kita.
Berdoalah agar firman Tuhan hari ini bisa berakar, tumbuh dan berbuah dalam kehidupan Sobat Teruna :
Ya Tuhan Yesus, mohon ajarlah aku mengerti bahwa di tengah -tengah kemalangan hidup yang kualami Engkau ingin supaya diriku bergantung sepenuhnya kepada-Mu.