MENJALANKAN PERAN MASING-MASING

Imamat 2 : 1 - 9
1 ”Apabila seseorang hendak mempersembahkan persembahan berupa korban sajian kepada Tuhan, hendaklah persembahannya itu tepung yang terbaik dan ia harus menuangkan minyak serta membubuhkan kemenyan ke atasnya. 2 Lalu korban itu harus dibawanya kepada anak-anak Harun, imam-imam itu. Setelah diambil dari korban itu tepung segenggam dengan minyak beserta seluruh kemenyannya, maka imam haruslah membakar semuanya itu di atas mezbah sebagai bagian ingat-ingatan korban itu, sebagai korban api-apian yang baunya menyenangkan bagi Tuhan. 3 Korban sajian selebihnya adalah teruntuk bagi Harun dan anak-anaknya, yakni bagian maha kudus dari segala korban api-apian Tuhan. 4 Apabila engkau hendak mempersembahkan persembahan berupa korban sajian dari apa yang dibakar di dalam pembakaran roti, haruslah itu dari tepung yang terbaik, berupa roti bundar yang tidak beragi, yang diolah dengan minyak, atau roti tipis yang tidak beragi, yang diolesi dengan minyak. 5 Jikalau persembahanmu merupakan korban sajian dari yang dipanggang di atas panggangan, haruslah itu dari tepung yang terbaik, diolah dengan minyak, berupa roti yang tidak beragi. 6 Korban itu harus dipotong-potong, lalu kautuangkanlah minyak ke atasnya; itulah korban sajian. 7 Jikalau persembahanmu merupakan korban sajian dari yang dimasak di dalam wajan, haruslah itu diolah dari tepung yang terbaik bersama-sama minyak. 8 Maka korban sajian yang diolah menurut salah satu cara itu haruslah kaupersembahkan kepada Tuhan, yakni harus disampaikan kepada imam, yang membawanya ke mezbah. 9 Kemudian imam harus mengkhususkan dari korban sajian itu bagian ingat-ingatannya lalu membakarnya di atas mezbah sebagai korban api-apian yang baunya menyenangkan bagi Tuhan.
Alkitab Terjemahan Baru © 1974, Indonesian Bible Society – Lembaga Alkitab Indonesia
Mungkin Sobat Teruna tidak terlalu mengenal penyanyi Nicky Astria tahun 90-an dengan lagunya yang berjudul “Panggung Sandiwara.” Bagian lirik lagunya adalah: “Setiap kita dapat satu peranan, yang harus kita mainkan. Ada peran wajar, ada peran berpura-pura…” Ungkapan bagian lirik lagu tersebut hendak menyatakan bahwa setiap manusia memiliki satu peran yang harus “dimainkan” dalam hidup ini. Peran selaku diri sendiri yang mempunyai tugas dan tanggung-jawab yang dijalankan. Ada sebagai dokter, petani, pengacara, penyanyi dan lainnya. Masing-masing menjalankan sesuai peran profesinya.
Dalam mempersembahkan persembahan kepada Tuhan, masing-masing mempunyai peran. Umat sebagai yang mempersembahkan kurban kepada Tuhan dan anak-anak Harun selaku imam yang meneruskan persembahan umat bagi Dia. Peran masing-masing tersebut digambarkan dengan adanya aturan yang harus dilakukan bagi umat dan para imam dalam mempersembahkan persembahan dan meneruskan hal tersebut kepada Tuhan. Semua peran tersebut dilakukan, agar apa yang dipersembahkan dan disampaikan kepada Tuhan dapat diterima dan menyenangkan hati-Nya. Jika peran melalui setiap aturan yang ditetapkan tidak dilaksanakan, pasti akan berdampak negatif – yang ditandai dengan Tuhan menolak setiap persembahan yang dipersembahkan tersebut.
Sobat, mari kita menjalankan peran selaku teruna. Ada tugas dan tanggung-jawab selaku teruna yakni sebagai pelajar. Masa studi yang kita perankan saat ini hendaklah dijalankan dengan sungguh-sungguh. Jangan membuang waktu dan bermain-main dengan hal yang tidak perlu. Isilah diri kita dengan kegiatan yang akan berguna bagi masa depan. Pasti Tuhan akan senang dengan peran kita jika dijalankan dengan benar dan baik. Masa depan pasti akan terberkati.
Berdoalah agar firman Tuhan hari ini bisa berakar, tumbuh dan berbuah dalam kehidupan Sobat Teruna :
Bapa, aku berjanji untuk menjalankan setiap peranku dengan baik dan benar.