top of page

BERANI BERKATA “TIDAK” UNTUK PERCABULAN


 

1 Korintus 7 : 1 - 4

1 Dan sekarang tentang hal-hal yang kamu tuliskan kepadaku. Adalah baik bagi laki-laki, kalau ia tidak kawin, 2 tetapi mengingat bahaya percabulan, baiklah setiap laki-laki mempunyai isterinya sendiri dan setiap perempuan mempunyai suaminya sendiri. 3 Hendaklah suami memenuhi kewajibannya terhadap isterinya, demikian pula isteri terhadap suaminya. 4 Isteri tidak berkuasa atas tubuhnya sendiri, tetapi suaminya, demikian pula suami tidak berkuasa atas tubuhnya sendiri, tetapi isterinya.

Alkitab Terjemahan Baru © 1974, Indonesian Bible Society – Lembaga Alkitab Indonesia

 


Sobat Teruna, manusia adalah makhluk sosial yang diciptakan Allah untuk hidup dalam kebersamaan dengan sesamanya. Sebagai makhluk sosial, manusia membangun interaksi dengan orang lain. Interaksi itu dibangun untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, yaitu rasa aman, kasih sayang, perhatian. Ada bermacam interaksi sosial dalam kehidupan manusia. Interaksi sosial paling intim didapatkan manusia dalam keluarga melalui perkawinan. Perkawinan adalah satu tahapan dalam kehidupan di mana seorang laki-laki dan perempuan berjanji untuk hidup bersama sebagai satu kesatuan.


Dalam 1 Korintus 7:1-4, Paulus menyampaikan pandangannya tentang perkawinan. Ia juga menyinggung kembali tentang percabulan. Paulus berpendapat bahwa mengingat bahaya percabulan, maka lebih baik bagi laki-laki maupun perempuan untuk hidup dalam ikatan perkawinan. Bahaya percabulan yang dimaksud Rasul Paulus adalah melakukan hubungan seks di luar ikatan perkawinan. Percabulan dianggap Paulus sebagai hal yang berbahaya karena merupakan dosa yang dibenci Allah (1 Kor.6:18). Percabulan juga dapat menghancurkan kehidupan seseorang. Lihat saja fakta yang ada. Orang yang melakukan percabulan harus menanggung malu karena hamil di luar perkawinan dan dikucilkan teman serta keluarga, bahkan ada yang terinfeksi penyakit menular, seperti misalnya: virus HIV, hepatitis, dsb.


Apakah dengan demikian lebih baik kita menikah di usia dini untuk menghindari bahaya percabulan? Tentu saja tidak demikian. Kenyataan menunjukkan bahwa perkawinan usia dini banyak menimbulkan masalah, yaitu: kematian ibu dan bayi, kelahiran yang mengalami cacat bawaan, kesulitan ekonomi karena suami/istri tidak bekerja. Saat ini, hal terpenting yang harus kita lakukan untuk mengalami kehidupan yang diberkati Tuhan adalah belajar dengan tekun, memberi diri dipimpin oleh Roh Kudus, melakukan firman Tuhan dan kehendak-Nya.

 

Berdoalah agar firman Tuhan hari ini bisa berakar, tumbuh dan berbuah dalam kehidupan Sobat Teruna :

Ya Tuhan, mohon kuatkanlah imanku agar aku tidak terjerumus ke dalam dosa percabulan, melainkan hidup sesuai dengan Firman dan kehendak-Mu.

bottom of page