MENGENDALIKAN HAWA NAFSU, MENCEGAH PERTENGKARAN

Yakobus 4 : 1 - 5
1 Dari manakah datangnya sengketa dan pertengkaran di antara kamu? Bukankah datangnya dari hawa nafsumu yang saling berjuang di dalam tubuhmu? 2 Kamu mengingini sesuatu, tetapi kamu tidak memperolehnya, lalu kamu membunuh; kamu iri hati, tetapi kamu tidak mencapai tujuanmu, lalu kamu bertengkar dan kamu berkelahi. Kamu tidak memperoleh apa-apa, karena kamu tidak berdoa. 3 Atau kamu berdoa juga, tetapi kamu tidak menerima apa-apa, karena kamu salah berdoa, sebab yang kamu minta itu hendak kamu habiskan untuk memuaskan hawa nafsumu. 4 Hai kamu, orang-orang yang tidak setia! Tidakkah kamu tahu, bahwa persahabatan dengan dunia adalah permusuhan dengan Allah? Jadi barangsiapa hendak menjadi sahabat dunia ini, ia menjadikan dirinya musuh Allah. 5 Janganlah kamu menyangka, bahwa Kitab Suci tanpa alasan berkata: ”Roh yang ditempatkan Allah di dalam diri kita, diingini-Nya dengan cemburu!”
Alkitab Terjemahan Baru © 1974, Indonesian Bible Society – Lembaga Alkitab Indonesia
Ada dua orang teman karib yaitu Anto dan Bimo yang baru saja lulus SMA. Bedanya, Bimo diterima di fakultas kedokteran sesuai cita-citanya sedangkan Anto gagal diterima di fakultas hukum. Padahal Anto bercita-cita menjadi pengacara. Sejak itu hubungan pertemanan mereka menjadi kurang harmonis karena Anto iri hati dan benci kepada Bimo yang berhasil masuk fakultas kedokteran. Anto bahkan mengatakan bahwa Bimo lulus fakultas kedokteran karena menyogok. Bimo tidak terima dengan tuduhan itu sehingga mereka bertengkar dan hubungan persahabatan keduanya menjadi rusak.
Sobat Teruna, dari mana datangnya pertengkaran? Yakobus dalam surat yang ditulisnya mengatakan bahwa sengketa atau pertengkaran bersumber dari diri manusia sendiri yaitu dari hawa nafsunya. Secara sederhana, “hawa nafsu” adalah suatu keinginan yang berusaha diwujudkan demi kesenangan atau menunjukkan kehebatan diri sendiri. Keinginan seperti itu, jika tidak berhasil diwujudkan maka biasanya akan membuat kecewa dan marah. Rasa kecewa dan marah itu bisa berkembang menjadi sikap iri hati dan benci terutama kepada orang-orang yang lebih berhasil hidupnya. Jika itu sudah terjadi, maka bukan tidak mungkin akan berkembang menjadi konflik yang berujung pertengkaran (Ams.29:22).
Sobat Teruna mungkin mempunyai banyak keinginan yang berusaha diwujudkan. Memang tidak ada salahnya mengingini sesuatu, tetapi jangan hal itu akhirnya membuat kita sampai menyakiti hati orang lain. Jika kita mengingini sesuatu, namun belum berhasil mewujudkannya, cobalah introspeksi diri. Mungkin kita kurang berusaha dan tidak berdoa. Atau mungkin kita sudah melakukannya namun salah berdoa. Maksudnya, meminta dan memaksakan agar Tuhan memenuhi keinginan kita. Mari menjauhi pertengkaran dan berusaha hidup dalam kasih dan perdamaian, maka Allah akan menunjukkan kemurahan-Nya.
Berdoalah agar firman Tuhan hari ini bisa berakar, tumbuh dan berbuah dalam kehidupan Sobat Teruna :
Tuhan Yesus, mohon berikan aku hikmat untuk meneladani-Mu sehingga dapat menjauhkan diri dari pertengkaran, sebab Engkau murah hati.