top of page

BERKATA YANG BAIK, JANGAN MENGHINA


 

1 Korintus 12 : 1 - 3

1 Sekarang tentang karunia-karunia Roh. Aku mau, saudara-saudara, supaya kamu mengetahui kebenarannya. 2 Kamu tahu, bahwa pada waktu kamu masih belum mengenal Allah, kamu tanpa berpikir ditarik kepada berhala-berhala yang bisu. 3 Karena itu aku mau meyakinkan kamu, bahwa tidak ada seorang pun yang berkata-kata oleh Roh Allah, dapat berkata: ”Terkutuklah Yesus!” dan tidak ada seorang pun, yang dapat mengaku: ”Yesus adalah Tuhan”, selain oleh Roh Kudus.

Alkitab Terjemahan Baru © 1974, Indonesian Bible Society – Lembaga Alkitab Indonesia

 


Fufu sedang marah sekali kepada Pampis karena buku pelajarannya rusak. Kata-kata yang dikeluarkan oleh Fufu sangat kasar dan tidak layak untuk diucapkan. Kata-katanya itu pun tidak pantas ditulis di lembaran Sabda Bina Teruna Harian ini. Yang pasti, sangat jelas sekali, Fufu menghina Pampis habis-habisan. Sebenarnya Pampis tidak salah sepenuhnya. Yang salah adalah Fufu. Buku itu dibiarkan terletak di meja kantin sekolah, tidak dimasukkan ke dalam tas. Pampis sedang berjalan membawa gelas yang penuh terisi air, lalu terpeleset. Pampis jatuh. Air di gelas tumpah di atas buku Fufu. Fufu memang keterlaluan. Dia sudah dikuasai oleh emosinya. Dia tidak berpikir dulu sebelum mengucapkan kata-katanya.


Rasul Paulus mengingatkan jemaat di Korintus, kata-kata hinaan hanya diucapkan oleh orang-orang yang belum mengenal Tuhan Allah dan tidak dikuasai oleh Roh Kudus. Jika seseorang dikuasai oleh Roh Kudus, seharusnya dia mengucapkan kata-kata yang baik dan memuliakan Tuhan.


Sobat Teruna, ketika seseorang membiarkan dirinya dikuasai kemarahannya, seringkali orang tidak berpikir lebih dalam lagi untuk mengucapkan perkataannya. Penguasaan diri itu penting! Jika seseorang tidak mengenal Tuhan Allah, dia akan bertindak tanpa memikirkan kehendak Tuhan. Yang dipikirkan adalah memuaskan keinginannya semata-mata.


Pampis tidak tahan dengan kata-kata Fufu. Dia meninggalkan Fufu. Tiba-tiba Fufu sadar. Dia telah memarahi Pampis dengan cara yang menyakitkan. Dia marah tanpa berpikir lebih dalam. Sekarang Fufu menyesal. Dia telah bertindak seperti orang yang tidak mengenal Tuhan. Dia telah membiarkan dirinya dikuasai oleh kemarahannya. Ia ingin menemui Pampis dan meminta maaf kepadanya karena telah menyakiti hatinya. “Tuhan, maafkan aku, karena tidak membiarkan Engkau menguasai hatiku,” kata Fufu.

 

Berdoalah agar firman Tuhan hari ini bisa berakar, tumbuh dan berbuah dalam kehidupan Sobat Teruna :

Tuhan, Allah Sumber Hikmat, tolong tuntunlah aku agar tidak menghina orang lain.

bottom of page