KATA ADALAH ANUGERAH ALLAH

1 Korintus 14 : 10 - 19
10 Ada banyak – entah berapa banyak – macam bahasa di dunia; sekalipun demikian tidak ada satu pun di antaranya yang mempunyai bunyi yang tidak berarti. 11 Tetapi jika aku tidak mengetahui arti bahasa itu, aku menjadi orang asing bagi dia yang mempergunakannya dan dia orang asing bagiku. 12 Demikian pula dengan kamu: Kamu memang berusaha untuk memperoleh karunia-karunia Roh, tetapi lebih dari pada itu hendaklah kamu berusaha mempergunakannya untuk membangun Jemaat. 13 Karena itu siapa yang berkata-kata dengan bahasa roh, ia harus berdoa, supaya kepadanya diberikan juga karunia untuk menafsirkannya. 14 Sebab jika aku berdoa dengan bahasa roh, maka rohkulah yang berdoa, tetapi akal budiku tidak turut berdoa. 15 Jadi, apakah yang harus kubuat? Aku akan berdoa dengan rohku, tetapi aku akan berdoa juga dengan akal budiku; aku akan menyanyi dan memuji dengan rohku, tetapi aku akan menyanyi dan memuji juga dengan akal budiku. 16 Sebab, jika engkau mengucap syukur dengan rohmu saja, bagaimanakah orang biasa yang hadir sebagai pendengar dapat mengatakan ”amin” atas pengucapan syukurmu? Bukankah ia tidak tahu apa yang engkau katakan? 17 Sebab sekalipun pengucapan syukurmu itu sangat baik, tetapi orang lain tidak dibangun olehnya .18 Aku mengucap syukur kepada Allah, bahwa aku berkata-kata dengan bahasa roh lebih dari pada kamu semua. 19 Tetapi dalam pertemuan Jemaat aku lebih suka mengucapkan lima kata yang dapat dimengerti untuk mengajar orang lain juga, dari pada beribu-ribu kata dengan bahasa roh.
Alkitab Terjemahan Baru © 1974, Indonesian Bible Society – Lembaga Alkitab Indonesia
Paulus mendengar bahwa beberapa orang anggota jemaat di Korintus sekarang suka sekali berbicara dengan bahasa asing. Bahasa asing tersebut sebenarnya bukan dari yang dikenal di dunia ini. Mereka menyebut apa yang mereka gunakan tersebut sebagai bahasa roh. Bahasa itu digunakan karena mereka sedang berbicara dengan Roh Allah. Masalahnya, menurut Paulus, orang lain tidak mengerti bahasa itu. Yang mengerti bahasa tersebut cuma orang yang berbicara itu saja. Jadi, bagaimana orang lain bisa mengerti apa yang dibicarakannya? Coba bayangkan, bagaimana orang dapat mengaminkan kata-kata syukur yang Sobat Teruna ucapkan jika kita mengucap syukur dengan bahasa yang asing baginya? Karena itu, jika kita berdoa atau bercerita tentang kasih Allah dengan menggunakan bahasa asing, bagaimana orang lain dapat memahami dan menghayati hal tersebut? Bukannya orang tersebut mengaminkan atau memberikan kekuatan baginya, kata-kata asing yang kita ucapkan malah membuat dia semakin bingung. Lalu dengan putus asa, dia akan mengangguk-anggukkan kepalanya, berlagak mengerti. Dia akan senyum-senyum saja, pura-pura menutupi kenyataan bahwa dia sebenarnya tidak mengerti.
Dalam suratnya kepada jemaat di Korintus, Paulus mengingatkan pelaku bahasa roh untuk dapat membangun kehidupan beriman orang lain. Bahasa yang tepat dan dapat dimengerti oleh orang lain adalah kunci yang telah disiapkan oleh Tuhan Allah untuk membantu orang-orang di sekitar kita semakin mengenal kasih-Nya. Bertahan dengan sikap untuk berbahasa roh justru hanya menunjukkan sikap egois. Seolah-olah hanya kita yang diberi karunia oleh Allah. Seolah-olah hanya kita yang didengar oleh Allah, yang lain tidak. Itu dapat mengakibatkan ketidaktertiban bahkan kekacauan. Allah sama sekali tidak menghendaki semua itu. Allah hanya menghendaki damai sejahtera.
Berdoalah agar firman Tuhan hari ini bisa berakar, tumbuh dan berbuah dalam kehidupan Sobat Teruna :
Tuhan, Allah Sumber Hikmat, mohon tuntunlah aku agar dapat memberitakan kasih-Mu dengan kata-kata yang dapat dipahami oleh setiap orang.