JANGAN ‘SALFOK’

Amsal 10 : 1 - 10
1 Amsal-amsal Salomo. Anak yang bijak mendatangkan sukacita kepada ayahnya, tetapi anak yang bebal adalah kedukaan bagi ibunya. 2 Harta benda yang diperoleh dengan kefasikan tidak berguna, tetapi kebenaran menyelamatkan orang dari maut. 3 Tuhan tidak membiarkan orang benar menderita kelaparan, tetapi keinginan orang fasik ditolak-Nya. 4 Tangan yang lamban membuat miskin, tetapi tangan orang rajin menjadikan kaya. 5 Siapa mengumpulkan pada musim panas, ia berakal budi; siapa tidur pada waktu panen membuat malu. 6 Berkat ada di atas kepala orang benar, tetapi mulut orang fasik menyembunyikan kelaliman. 7 Kenangan kepada orang benar mendatangkan berkat, tetapi nama orang fasik menjadi busuk. 8 Siapa bijak hati, memperhatikan perintah-perintah, tetapi siapa bodoh bicaranya, akan jatuh. 9 Siapa bersih kelakuannya, aman jalannya, tetapi siapa berliku-liku jalannya, akan diketahui. 10 Siapa mengedipkan mata, menyebabkan kesusahan, siapa bodoh bicaranya, akan jatuh.
Alkitab Terjemahan Baru © 1974, Indonesian Bible Society – Lembaga Alkitab Indonesia
Sobat Teruna mungkin pernah mendengar syair lagu ini, “Hidupmu indah bila ‘kau tahu jalan mana yang benar…” Sejajar dengan pernyataan lagu itu, Raja Salomo dalam amsal (perumpamaan) yang ditulisnya juga menyampaikan hal yang sama dalam pembacaan kita hari ini. Menurut jenis-jenis amsal, bacaan kita hari ini masuk dalam kategori paralelisme antithesis (kesejajaran yang bertentangan). Maksudnya, pengajaran yang sama disampaikan memakai dua pernyataan dalam satu kalimat, dimana bagian kedua dapat bertentangan atau selaras dengan yang pertama.
Menurut Raja Salomo, seorang anak yang bijak akan bertumbuh menjadi pribadi yang benar, rajin, produktif, menggunakan akal budi dan hati dalam bertindak. Hidupnya ‘bersih’ atau aman karena patuh pada perintah. Ia membuat sukacita dan berguna bagi orangtua maupun orang lain. Sebaliknya, seorang anak yang bebal suka ‘salfok’ atau salah fokus. Ia tidak peduli terhadap perintah Tuhan, melainkan pada pementingan diri sendiri. Ketika dewasa ia menjadi orang fasik (jahat) yang malas, kalau bicara tidak sopan, menempuh cara-cara yang culas untuk memenuhi keinginannya, sehingga membuat orangtua malu dan sedih serta merugikan orang lain. Akhirnya dia mengalami kejatuhan atau kemerosotan dalam segala hal dan dirundung duka.
Sobat Teruna, pastikan diri kita berada di jalan yang benar sejak sekarang. Ingatlah pepatah yang mengatakan, “Sesal kemudian tiada guna.” Jadi jangan salah fokus ke hal-hal yang tidak penting bahkan dapat merusak masa depan kita. Jangan abaikan firman Tuhan dan terimalah dengan rendah hati nasihat orangtua. Semua itu sangat ikut menentukan keadaan Sobat Teruna kelak. Apakah kita menjadi orang berguna di tengah keluarga dan masyarakat serta dikenang baik oleh mereka atau tidak?
Berdoalah agar firman Tuhan hari ini bisa berakar, tumbuh dan berbuah dalam kehidupan Sobat Teruna :
Aku bersyukur ya Tuhan dapat merintis masa depanku yang indah dari sekarang dengan membuat keputusan penting mau menerima dan melakukan firman-Mu dan nasihat orangtua dalam bimbingan kuasa Roh Kudus.