top of page

MENGAMPUNI


 

Hakim - Hakim 11 : 1 - 11

1 Adapun Yefta, orang Gilead itu, adalah seorang pahlawan yang gagah perkasa, tetapi ia anak seorang perempuan sundal; ayah Yefta ialah Gilead. 2 Juga isteri Gilead melahirkan anak-anak lelaki baginya. Setelah besar anak-anak isterinya ini, maka mereka mengusir Yefta, katanya kepadanya: ”Engkau tidak mendapat milik pusaka dalam keluarga kami, sebab engkau anak dari perempuan lain.” 3 Maka larilah Yefta dari saudara-saudaranya itu dan diam di tanah Tob; di sana berkumpullah kepadanya petualang-petualang yang pergi merampok bersama-sama dengan dia. 4 Beberapa waktu kemudian bani Amon berperang melawan orang Israel. 5 Dan ketika bani Amon itu berperang melawan orang Israel, pergilah para tua-tua Gilead menjemput Yefta dari tanah Tob. 6 Kata mereka kepada Yefta: ”Mari, jadilah panglima kami dan biarlah kita berperang melawan bani Amon.” 7 Tetapi kata Yefta kepada para tua-tua Gilead itu: ”Bukankah kamu sendiri membenci aku dan mengusir aku dari keluargaku? Mengapa kamu datang sekarang kepadaku, pada waktu kamu terdesak?” 8 Kemudian berkatalah para tua-tua Gilead kepada Yefta: ”Memang, kami datang kembali sekarang kepadamu, ikutilah kami dan berperanglah melawan bani Amon, maka engkau akan menjadi kepala atas kami, atas seluruh penduduk Gilead.” 9 Kata Yefta kepada para tua-tua Gilead: ”Jadi, jika kamu membawa aku kembali untuk berperang melawan bani Amon, dan Tuhan menyerahkan mereka kepadaku, maka akulah yang akan menjadi kepala atas kamu?” 10 Lalu kata para tua-tua Gilead kepada Yefta: ”Demi Tuhan yang mendengarkannya sebagai saksi antara kita: Kami akan berbuat seperti katamu itu.” 11 Maka Yefta ikut dengan para tua-tua Gilead, lalu bangsa itu mengangkat dia menjadi kepala dan panglima mereka. Tetapi Yefta membawa seluruh perkaranya itu ke hadapan Tuhan, di Mizpa.

Alkitab Terjemahan Baru © 1974, Indonesian Bible Society – Lembaga Alkitab Indonesia

 

Pernahkah Sobat Teruna dilukai oleh sahabat sendiri? Mungkin hal itu pernah kita alami atau bahkan sedang terjadi saat ini. Lalu apa yang akan Sobat Teruna lakukan ketika orang yang melukai hati itu datang dalam kesusahannya dan memohon pertolongan? Apakah membalas dendam dan menghina-hina atau sebaliknya memaafkan dan menolongnya? Membalas dendam bukanlah sikap anak-anak Tuhan. Walaupun pernah dilukai seseorang, kita harus memaafkan dan mengampuni serta menolongnya ketika berada dalam kesulitan. Itulah yang harus kita lakukan, sebagaimana yang dicontohkan melalui kisah Yefta.


Yefta adalah seorang Hakim yang berasal dari Gilead. Ayahnya orang Gilead dan ibunya adalah perempuan tunasusila. Karena perilaku ibunya yang buruk itu, maka Yefta tidak mendapatkan hak warisnya sebagai orang Gilead. Ia bahkan diusir oleh kaumnya. Walaupun demikian, ketika orang-orang Gilead mengalami kekalahan dalam peperangan dan mereka datang memohon bantuan, Yefta tidak menggunakan kesempatan itu untuk menghina kaumnya yang jelas-jelas pernah mengusirnya. Akan tetapi, Yefta mampu untuk mengampuni dan memaafkan kaumnya. Ia bahkan menolong kaumnya itu menghadapi lawan-lawan yng telah mengalahkan mereka.


Marilah kita meneladani sikap Yefta. Di saat orang-orang yang menghina dan mengusirnya datang memohon bantuan, justru ia mau untuk menolong mereka. Sikap Yefta ini mengingatkan kita pada peribahasa “Jangan membalas kejahatan dengan kejahatan, tetapi balaslah kejahatan dengan kebaikan.” Kejahatan dapat dibalas dengan kebaikan jikalau seseorang mau untuk memaafkan dan mengampuni kesalahan orang lain. Mungkin saja saat ini, kita adalah korban bullying, atau kejahilan bahkan kekerasan dari kawan-kawan sendiri. Namun demikian, firman Tuhan mengingatkan kita untuk memiliki kemauan memaafkan dan mengampuni. Semua itu karena Kristus juga telah mengampuni kita.

 

Berdoalah agar firman Tuhan hari ini bisa berakar, tumbuh dan berbuah dalam kehidupan Sobat Teruna :

Ya Tuhan Yesus, mohon berikanlah aku hati yang mengampuni kesalahan orang lain, karena Engkau sudah melakukannya lebih dahulu kepadaku.

bottom of page