ROH KUDUS, ROH PEMERSATU

Kisah Para Rasul 11: 1 - 10
1 Rasul-rasul dan saudara-saudara di Yudea mendengar, bahwa bangsa-bangsa lain juga menerima firman Allah. 2 Ketika Petrus tiba di Yerusalem, orang-orang dari golongan yang bersunat berselisih pendapat dengan dia. 3 Kata mereka: ”Engkau telah masuk ke rumah orang-orang yang tidak bersunat dan makan bersama-sama dengan mereka.” 4 Tetapi Petrus menjelaskan segala sesuatu berturut-turut, katanya: 5 ”Aku sedang berdoa di kota Yope, tiba-tiba rohku diliputi kuasa ilahi dan aku melihat suatu penglihatan: suatu benda berbentuk kain lebar yang bergantung pada keempat sudutnya diturunkan dari langit sampai di depanku. 6 Aku menatapnya dan di dalamnya aku lihat segala jenis binatang berkaki empat dan binatang liar dan binatang menjalar dan burung-burung. 7 Lalu aku mendengar suara berkata kepadaku: Bangunlah, hai Petrus, sembelihlah dan makanlah! 8 Tetapi aku berkata: Tidak, Tuhan, tidak, sebab belum pernah sesuatu yang haram dan yang tidak tahir masuk ke dalam mulutku. 9 Akan tetapi untuk kedua kalinya suara dari sorga berkata kepadaku: Apa yang dinyatakan halal oleh Allah, tidak boleh engkau nyatakan haram! 10 Hal itu terjadi sampai tiga kali, lalu semuanya ditarik kembali ke langit.
Alkitab Terjemahan Baru © 1974, Indonesian Bible Society – Lembaga Alkitab Indonesia
Dalam sejarah Indonesia terdapat perdebatan mengenai tujuh kata dalam Piagam Jakarta. Lengkapnya berbunyi: “Negara berdasarkan Ketuhanan dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya.” Isi Piagam Jakarta yang disahkan pada 22 Juni 1945 dalam SIdang BPUPKI menimbulkan pertentangan saat akan disahkan sebagai UUD 1945. Johannes Latuhary dan Sam Ratulangi bersama para tokoh nasionalis menolak tujuh kata yang berpotensi menimbulkan diskriminasi terhadap umat non-Muslim. Sebab itu, Mohammad Hatta mengajak empat orang tokoh Islam; Ki Bagus Hadikusumo, Kasman Singodimejo, Wahid Hasyim dan Teuku Hasan untuk berunding agar setuju menghilangkan ketujuh kata tersebut. Setelah perdebatan alot, mereka setuju menggantinya dengan Negara berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa. Persetujuan tersebut akhirnya disahkan dalam Sidang PPKI tanggal 18 Agustus 1945.
Catatan sejarah di atas harus kita imani sebagai hasil karya Roh Kudus. Walau orang Kristen minoritas, namun kuasa Roh Tuhan sungguh tidak terbatas. Roh Tuhan bekerja dalam perjuangan pembentukan NKRI. Roh Kudus adalah roh yang mempersatukan. Hal yang sama terjadi saat Petrus mempertanggungjawabkan baptisan Kornelius di hadapan sidang para rasul dan sejumlah orang Yahudi di Yerusalem. Mereka menolak tindakan Petrus dan melihatnya sebagai kekeliruan yang dapat memicu perpecahan. Namun demikian, Petrus memberi kesaksian bahwa pelayanannya kepada Kornelius adalah kehendak Allah dan dilakukan atas pimpinan Roh Kudus (ay. 12, 16). Lalu para peserta sidang pun dengan bulat hati menerimanya (ay. 18).
Sobat Teruna, mari meyakini bahwa Roh Kudus selalu menyertai kita. Dengan demikian, kita pun harus ikut ambil bagian dalam karya-Nya yang mempersatukan suku bangsa di tengah kepelbagaian. Mari bersikap terbuka akan karya Roh Kudus bagi orang lain.
Berdoalah agar firman Tuhan hari ini bisa berakar, tumbuh dan berbuah dalam kehidupan Sobat Teruna :
Ya Roh Kudus, mohon kuasai dan pimpinlah aku agar mau menerima orang lain sebagai sahabat dan saudara di tengah perbedaan.