CINTA KASIH-NYA KUAT SEPERTI MAUT

Kidung Agung 8 : 5 - 7
5 Siapakah dia yang muncul dari padang gurun, yang bersandar pada kekasihnya?– Di bawah pohon apel kubangunkan engkau, di sanalah ibumu telah mengandung engkau, di sanalah ia mengandung dan melahirkan engkau. 6– Taruhlah aku seperti meterai pada hatimu, seperti meterai pada lenganmu, karena cinta kuat seperti maut, kegairahan gigih seperti dunia orang mati, nyalanya adalah nyala api, seperti nyala api Tuhan! 7 Air yang banyak tak dapat memadamkan cinta, sungai-sungai tak dapat menghanyutkannya. Sekalipun orang memberi segala harta benda rumahnya untuk cinta, namun ia pasti akan dihina.
Alkitab Terjemahan Baru © 1974, Indonesian Bible Society – Lembaga Alkitab Indonesia
Sobat Teruna, kita tentu pernah merasakan yang namanya cinta. Misalnya, mencintai teman, orang tua, saudara, kakek atau nenek kita. Kita bisa merasakan betapa kuatnya cinta itu. Ketika sedang membara, rasanya memang tidak ada yang bisa menghalangi cinta. Itulah sebabnya bagi orang yang sedang jatuh cinta ada istilah "gunung tinggi akan kudaki, lautan luas akan kuseberangi" Sekali pun bagi sebagian orang menganggap ungkapan ini hanya gombal saja, tetapi orang yang sungguh jatuh cinta, merasakan kekuatan dorongan dari dalam dan akan mewujudkannya dengan tindakan.
Bacaan kita mengungkapkan begitu kuatnya cinta yang dirasakan dan diekpresikan dengan kalimat, “Taruhlah aku seperti meterai pada hatimu, seperti meterai pada lenganmu…; kegairahan gigih seperti dunia orang mati…” (ay. 6). Kuatnya cinta dilukiskan oleh penulis sebagai meterai yang terpatri di dalam hati. Meski tidak terlihat, namun cinta nyata dalam tindakan. Relasi yang dibangun atas dasar cinta dan bukan sekedar teori hanya dapat dipisahkan oleh maut. Hal itu karena cinta yang ada terus dirawat. Cinta mudah disebutkan, tetapi sulit untuk dilakukan. Bahkan Salomo pun yang begitu cakap menuliskan puisi indah tentang cinta, tidak mudah menyatakannya dalam perbuatan. Tentunya ini menjadi peringatan bagi kita. Namun demikian, ada sosok teladan bagi kita yang dapat menggambarkan arti kalimat, “cinta kuat seperti maut” yaitu Yesus Kristus. Cinta Tuhan Yesus yang telah mengorbankan diri-Nya di atas kayu salib adalah sumber kasih yang abadi. Cinta kasih yang rela berkorban demi yang dicintai. Jadi biarlah cinta sejati Tuhan Yesus menjadi sumber kasih kita kepada sesama.
Sobat Teruna, mari kita belajar menyatakan cinta kasih Tuhan Yesus.
Berdoalah agar firman Tuhan hari ini bisa berakar, tumbuh dan berbuah dalam kehidupan Sobat Teruna :
Aku bersyukur atas cinta kasih Tuhan Yesus yang besar dan memohon agar dimampukan untuk menyatakannya kepada sesama.