top of page

“DIPUJI TIDAK TERBANG, DIHINA TIDAK TUMBANG”


 

Mazmur 113 : 1 - 9

1 Haleluya! Pujilah, hai hamba-hamba Tuhan, pujilah nama Tuhan! 2 Kiranya nama Tuhan dimasyhurkan, sekarang ini dan selama-lamanya. 3 Dari terbitnya sampai kepada terbenamnya matahari terpujilah nama Tuhan. 4 Tuhan tinggi mengatasi segala bangsa, kemuliaan-Nya mengatasi langit. 5 Siapakah seperti Tuhan, Allah kita, yang diam di tempat yang tinggi, 6 yang merendahkan diri untuk melihat ke langit dan ke bumi? 7 Ia menegakkan orang yang hina dari dalam debu dan mengangkat orang yang miskin dari lumpur, 8 untuk mendudukkan dia bersama-sama dengan para bangsawan, bersama-sama dengan para bangsawan bangsanya. 9 Ia mendudukkan perempuan yang mandul di rumah sebagai ibu anak-anak, penuh sukacita. Haleluya!

Alkitab Terjemahan Baru © 1974, Indonesian Bible Society – Lembaga Alkitab Indonesia

 

Mari jawab dengan jujur, kira-kira apakah yang membuat Sobat Teruna bersemangat dan giat tampil dalam berbagai media sosial, seperti Facebook, Whatsapp, Instagram, Vlog, Youtube dan lainnya? Apakah demi mencari pujian dari followers atau untuk menunjukkan keunggulan kita kepada haters? Kita harus menyadari bahwa sebaik-baiknya suatu postingan di media sosial tentu akan ada yang memuji atau pun menghinanya.



Pemazmur mengajarkan bahwa hanya Tuhan yang memandang kita dengan penuh kasih. Tuhan mengetahui segala kelemahan dan kelebihan kita sebab Dia Sang Pencipta. Tuhan mengetahui siapa kita yang sesungguhnya. Tuhan begitu mengasihi umat-Nya sehingga tidak akan membiarkannya binasa. Bahkan Tuhan di dalam Yesus Kristus rela merendahkan diri-Nya turun ke dunia untuk menyelamatkan seluruh ciptaan-Nya yang menjadi hina karena berdosa. Semua itu dilakukan bukan untuk mencari followers dan menyombongkan diri kepada orang-orang yang membenci-Nya atau tidak percaya kepada-Nya. Apakah tindakan-Nya dipuji atau dihina, Tuhan tetap menyelamatkan ciptaan-Nya karena kasih-Nya yang besar. Seharusnya kita memuji Dia yang telah mengangkat kita dari keadaan rendah dan hina menjadi mulia. Namun demikian, kenyataannya belum semua manusia sadar untuk memuji Tuhan atas kebaikan-Nya. Sebaliknya, malah banyak orang mencari pujian bagi dirinya dan menjadi sombong setelah show off (pamer) kebaikan di media sosial.



Ingatlah Sobat Teruna, hidup bukan soal berapa banyak yang bertepuk tangan bagi kita. Hidup adalah tentang seberapa banyak tangan yang dilipat untuk berdoa dalam rasa syukur kepada Tuhan atas sentuhan kebaikan kita. Namun demikian, sebagai teruna yang bijak, kita harus mempunyai prinsip "dipuji tidak terbang, dihina tidak tumbang." Jadi, tetaplah lakukan kebaikan sebagai ungkapan syukur kepada Tuhan yang Mahakasih.



 

Berdoalah agar firman Tuhan hari ini bisa berakar, tumbuh dan berbuah dalam kehidupan Sobat Teruna :

Bapa Engkau yang layak menerima puji-pujian, hormat dan kemuliaan, tolong mampukan aku hidup dengan kerendahan hati.

bottom of page