KEBENARAN KRISTUS MENJADI PUSAT HIDUP

Kisah Para Rasul 20 : 1 - 6
1 Setelah reda keributan itu, Paulus memanggil murid-murid dan menguatkan hati mereka. Dan sesudah minta diri, ia berangkat ke Makedonia. 2 Ia menjelajah daerah itu dan dengan banyak nasihat menguatkan hati saudara-saudara di situ. Lalu tibalah ia di tanah Yunani. 3 Sesudah tiga bulan lamanya tinggal di situ ia hendak berlayar ke Siria. Tetapi pada waktu itu orang-orang Yahudi bermaksud membunuh dia. Karena itu ia memutuskan untuk kembali melalui Makedonia. 4 Ia disertai oleh Sopater anak Pirus, dari Berea, dan Aristarkhus dan Sekundus, keduanya dari Tesalonika, dan Gayus dari Derbe, dan Timotius dan dua orang dari Asia, yaitu Tikhikus dan Trofimus. 5 Mereka itu berangkat lebih dahulu dan menantikan kami di Troas. 6 Tetapi sesudah hari raya Roti Tidak Beragi kami berlayar dari Filipi dan empat hari kemudian sampailah kami di Troas dan bertemu dengan mereka. Di situ kami tinggal tujuh hari lamanya.
Alkitab Terjemahan Baru © 1974, Indonesian Bible Society – Lembaga Alkitab Indonesia
“Bodoh amat sama semuanya. Pokoknya aku nggak mau lagi mengerjakan tugas itu,” teriak Andi dengan emosi. “Kenapa Di?” tanya Mario. “Loe tau kan selama ini gua berusaha mengerjakan semua tugas gua dengan sebaik mungkin. Apa gua mendapat pujian? Enggak! Tapi, begitu gua salah tulis satu kalimat aja dalam mengerjakan tugas kelompok, teman-teman langsung ngomongin sesuka perutnya,” jawab Andi meradang.
Sobat Teruna, seratus perbuatan baik yang kita lakukan akan terlupakan begitu saja karena satu kesalahan. Kondisi ini selaras dengan peribahasa karena nila setitik, rusak susu sebelanga. Artinya, satu kesalahan kecil membuat segalanya menjadi kacau, berantakan dan tidak berarti[1]. Peristiwa inilah yang dialami Paulus sesudah terjadinya kekacauan di Efesus, yaitu Demetrius menyebarkan berita yang tidak benar tentang pengajaran Paulus. Banyak orang yang awalnya percaya menjadi tidak percaya, dari menyukai Paulus berubah membencinya. Kondisi ini mendorong Paulus untuk menguatkan hati para murid sesaat sebelum dia melanjutkan perjalanannya ke Makedonia dan ke daerah lainnya. Di mana pun Paulus singgah, tanpa rasa bosan, jenuh, putus asa dan kehilangan harapan, tidak sekalipun dia berhenti menguatkan hati para muridnya. Ia tidak ingin akibat kerusuhan itu, mereka mengubah iman, perbuatan, sikap hidup dan harapan kepada Kristus.
Sobat Teruna, hati Paulus tegar dan tetap setia memberitakan Injil karena dia tidak menjadikan dirinya sendiri sebagai pusat pelayanannya melainkan kebenaran Kristus. Kondisi apa pun yang dialaminya, tidak dapat mengubah fokus pelayanannya sekalipun dia harus berhadapan dengan berbagai macam tantangan, hinaan bahkan dibenci. Apakah Sobat Teruna mau memiliki mental yang kuat seperti Paulus? Mari arahkan pusat hidup kita hanya kepada Kristus.
Berdoalah agar firman Tuhan hari ini bisa berakar, tumbuh dan berbuah dalam kehidupan Sobat Teruna :
Tuhan Yesus, tolong ajari dan mampukanlah aku supaya mengarahkan hidup hanya kepada kasih-Mu, bukan pada diri sendiri, sehingga tantangan apa pun tidak akan mengubah kesetiaanku kepada-Mu.
[1] https://id.wikiquote.org/wiki/Karena_nila_setitik,_rusak_susu_sebelanga