BERKOMUNIKASILAH DENGAN TUHAN

Kisah Para Rasul 20 : 13 - 16
13 Kami berangkat lebih dahulu ke kapal dan berlayar ke Asos, dengan maksud untuk menjemput Paulus di situ sesuai dengan pesannya, sebab ia sendiri mau berjalan kaki melalui darat. 14 Ketika ia bertemu dengan kami di Asos, kami membawanya ke kapal, lalu melanjutkan pelayaran kami ke Metilene. 15 Dari situ kami terus berlayar dan pada keesokan harinya kami berhadapan dengan pulau Khios. Pada hari berikutnya kami menuju Samos dan sehari kemudian tibalah kami di Miletus. 16 Paulus telah memutuskan untuk tidak singgah di Efesus, supaya jangan habis waktunya di Asia. Sebab ia buru-buru, agar jika mungkin, ia telah berada di Yerusalem pada hari raya Pentakosta.
Alkitab Terjemahan Baru © 1974, Indonesian Bible Society – Lembaga Alkitab Indonesia

Apakah sobat Teruna pernah sepanjang hari sibuk dengan diri sendiri? Misalnya, fokus untuk belajar dan belajar. Lalu tertidur karena kelelahan. Kemudian bangun dan belajar lagi. Tahukah Sobat Teruna, bahwa gaya hidup seperti ini hanya akan membawa kita pada titik jenuh dan melelahkan? Ketika semua usaha kita tidak menghasilkan sesuatu sesuai dengan yang diharapkan, maka akan timbul perasaan emosi, mengeluh tanpa henti. Lalu kita mulai iri pada kehidupan orang lain yang dipandang lebih santai dan indah. Pada akhirnya, kita menyerah dan tidak mau berjuang lagi. Mengapa? Karena kita merasa semuanya sia-sia belaka.
Dalam perjalananya menuju ke Yerusalem, Paulus seringkali berhenti, berjalan sendiri dan mengasingkan dirinya. Dia melakukannya karena setiap perjalanan pelayanan yang dilakukannya penuh dengan tantangan yang berada di luar ekspektasinya. Dia ditolak, diusir, dibenci, dihina, bahkan sampai dianiaya dan dipenjara. Perjalanan pelayanan yang dilalui Paulus sangat menyiksa batin. Jikalau ia tidak membuka komunikasi dengan Tuhan dan hanya fokus pada dirinya, dia tidak akan sanggup.
Gambar di atas mau mengingatkan, bagaimana Tuhan Yesus dalam kesabaran menunggu kita berhenti dari semua kesibukan, lalu melipat tangan dan berseru, “Tuhan, aku lelah sekali dan jenuh. Tolonglah aku!” Seandainya kita mau memberi waktu sebentar untuk berhenti, berdiam diri dan membuka komunikasi dengan Tuhan, maka selelah apa pun, semangat akan tetap ada untuk berjuang. Kita akan kembali beraktivitas dengan optimis dan dinamis, bukan pesimis dan skeptis. Sobat Teruna, cobalah melakukannya! Kemudian rasakan pengaruhnya dalam diri kita. Lalu ceritakanlah pada teman tentang apa yang dirasakan sebagai sebuah kesaksian tentang karya Tuhan dalam kelelahan kita. Selamat mencoba!
Berdoalah agar firman Tuhan hari ini bisa berakar, tumbuh dan berbuah dalam kehidupan Sobat Teruna :
Tuhan Yesus, tolonglah aku agar mau dengan rendah hati berseru mengakui kelelahan diri dan memohon kekuatan dari-Mu.