top of page

ANAK RAJA YANG BERPRESTASI


 

Ibrani 5 : 1-10

1 Sebab setiap imam besar, yang dipilih dari antara manusia, ditetapkan bagi manusia dalam hubungan mereka dengan Allah, supaya ia mempersembahkan persembahan dan korban karena dosa. 2 Ia harus dapat mengerti orang-orang yang jahil dan orang-orang yang sesat, karena ia sendiri penuh dengan kelemahan, 3 yang mengharuskannya untuk mempersembahkan korban karena dosa, bukan saja bagi umat, tetapi juga bagi dirinya sendiri. 4 Dan tidak seorang pun yang mengambil kehormatan itu bagi dirinya sendiri, tetapi dipanggil untuk itu oleh Allah, seperti yang telah terjadi dengan Harun. 5 Demikian pula Kristus tidak memuliakan diri-Nya sendiri dengan menjadi Imam Besar, tetapi dimuliakan oleh Dia yang berfirman kepada-Nya:”Anak-Ku Engkau!Engkau telah Kuperanakkan pada hari ini”, 6 sebagaimana firman-Nya dalam suatu nas lain:”Engkau adalah Imam untuk selama-lamanya,menurut peraturan Melkisedek.” 7 Dalam hidup-Nya sebagai manusia, Ia telah mempersembahkan doa dan permohonan dengan ratap tangis dan keluhan kepada Dia, yang sanggup menyelamatkan-Nya dari maut, dan karena kesalehan-Nya Ia telah didengarkan. 8 Dan sekalipun Ia adalah Anak, Ia telah belajar menjadi taat dari apa yang telah diderita-Nya, 9 dan sesudah Ia mencapai kesempurnaan-Nya, Ia menjadi pokok keselamatan yang abadi bagi semua orang yang taat kepada-Nya, 10 dan Ia dipanggil menjadi Imam Besar oleh Allah, menurut peraturan Melkisedek.

Alkitab Terjemahan Baru © 1974, Indonesian Bible Society – Lembaga Alkitab Indonesia

 

Di dunia, ada banyak kerajaan yang kehilangan masa kejayaannya setelah diperintah oleh anak raja. Salah satunya adalah Kerajaan Israel. Pada masa pemerintahan Raja Daud, Israel mengalami masa kejayaan atau keemasan. Bagaimana pada zaman pemerintahan Salomo, anak Daud? Kerajaan Israel masih berjaya walaupun sudah mulai ada pemberontakan rakyat. Setelah Salomo mati, Kerajaan Israel terpecah dua dan memasuki kehancurannya. Mengapa anak-anak atau keturunan Salomo tidak mampu mempertahankan kejayaan kerajaan? Selain karena dosa mereka kepada Tuhan, penyebab lainnya adalah keseriusan dan tanggung-jawab anak raja dalam memerintah tidak sebaik bapaknya. Untuk membangun kerajaan Israel, Daud tampil sebagai raja yang gigih berperang, merebut berbagai daerah dan mempertahankannya, menjalin kerjasama dengan pihak-pihak yang menguntungkan dan menyejahterakan rakyat. Ketika Salomo berkuasa, kerajaan Israel sudah jaya sehingga ia tidak perlu berperang, tinggal membangun. Setelah Salomo mati, anak-anaknya tidak tahu bagaimana mempertahankan kejayaan ini, sehingga hancur tak bersisa.


Ada kalanya, kita sebagai teruna bermental seperti anak raja. Kita tidak sempat merasakan kesusahan hidup, belum diperbolehkan ikut berjuang memenuhi kebutuhan keluarga, melainkan hanya tinggal menikmati. Enak memang, tetapi inilah yang membuat kita menjadi manja dan cepat menyerah.


Penulis surat Ibrani menampilkan Yesus sebagai Anak Allah yang juga pernah merasakan ditolak, difitnah, di-bully, dikhianati, dipukul, kelaparan, kehausan, kelelahan, kesakitan, ketakutan, tidak dihargai, dll. Dalam semua yang dialami-Nya itu, Yesus belajar menjadi taat kepada Allah, bukan menyalahkan siapa-siapa, mengeluh atau memberontak. Pada akhirnya, Ia menjadi yang sempurna dan pokok keselamatan abadi. Kita harus seperti Yesus. Kita tidak boleh cepat menyerah terhadap berbagai masalah dan kesusahan, supaya terus menjadi lebih tangguh dan berprestasi.


 

Berdoalah agar firman Tuhan hari ini bisa berakar, tumbuh dan berbuah dalam kehidupan Sobat Teruna :

Tuhanku, tolong ingatkan aku, supaya tidak menangis saat kalah atau menyalahkan orang lain kalau berbuat salah, mudah menyerah ketika sedang berusaha.


bottom of page