ABABIL: ABG LABIL

Ibrani 6 : 1-8
1 Sebab itu marilah kita tinggalkan asas-asas pertama dari ajaran tentang Kristus dan beralih kepada perkembangannya yang penuh. Janganlah kita meletakkan lagi dasar pertobatan dari perbuatan-perbuatan yang sia-sia, dan dasar kepercayaan kepada Allah, 2 yaitu ajaran tentang pelbagai pembaptisan, penumpangan tangan, kebangkitan orang-orang mati dan hukuman kekal. 3 Dan itulah yang akan kita perbuat, jika Allah mengizinkannya. 4 Sebab mereka yang pernah diterangi hatinya, yang pernah mengecap karunia sorgawi, dan yang pernah mendapat bagian dalam Roh Kudus, 5 dan yang mengecap firman yang baik dari Allah dan karunia-karunia dunia yang akan datang, 6 namun yang murtad lagi, tidak mungkin dibaharui sekali lagi sedemikian, hingga mereka bertobat, sebab mereka menyalibkan lagi Anak Allah bagi diri mereka dan menghina-Nya di muka umum. 7 Sebab tanah yang menghisap air hujan yang sering turun ke atasnya, dan yang menghasilkan tumbuh-tumbuhan yang berguna bagi mereka yang mengerjakannya, menerima berkat dari Allah; 8 tetapi jikalau tanah itu menghasilkan semak duri dan rumput duri, tidaklah ia berguna dan sudah dekat pada kutuk, yang berakhir dengan pembakaran.
Alkitab Terjemahan Baru © 1974, Indonesian Bible Society – Lembaga Alkitab Indonesia
Ada keseruan tersendiri ketika kita memperhatikan teman-teman berdasarkan status-status di media sosial yang mereka pamerkan (posting). Ketika hari ibu, ada ABG (Anak Baru Gede) atau remaja (teruna) yang menuliskan kata-kata indah tentang ibu mereka. Sayangnya, ketika sedang marah, para remaja tersebut bercerita tentang betapa cerewetnya ibu mereka. Ketika baru berteman, para remaja tersebut memamerkan betapa kompak persahabatan mereka. Namun, ketika terjadi salah paham, mereka mengumbar kejelekan teman sendiri. Ketika sedang senang, mereka menuliskan ayat-ayat Alkitab. Sayangnya, ketika sedang menyindir seseorang, mereka pun memakai ayat-ayat Alkitab. Dinding status di media sosial adalah semacam papan pengumuman yang memperlihatkan betapa mudahnya orang berganti-ganti perasaan. Perasaan mereka berganti secepat jari menekan tombol ‘klik’. Demikian juga dengan sikap dan perilaku mereka, cepat sekali berubah. Inilah yang disebut labil yaitu tidak mantap, belum kokoh, tak stabil dan cenderung mudah berubah.
Penulis surat Ibrani juga menemukan orang-orang seperti itu dalam pergaulannya. Orang-orang tersebut sudah percaya kepada Yesus dan berperilaku baik, namun murtad lagi. Kita yang sudah percaya kepada Yesus dan menjadi baik, jangan seperti itu. Jangan labil! Sekali percaya, harus tetap yakin, tidak bimbang dan ragu. Sekali berbuat baik, harus tetap berperliku benar, sekalipun dihina, dicurigai atau dibalas dengan yang jahat. Penulis surat Ibrani memperingatkan bahwa orang yang labil tidak akan diselamatkan, karena mereka telah menyalibkan Yesus kembali bahkan menghina-Nya di muka umum. Kita pun harus benar-benar memerhatikan peringatan ini. Dalam kehidupan sehari-hari, sekali kita menunjukkan diri sebagai teruna Kristus, jangan labil lagi. Jangan mudah goyah, melainkan tetap berkata dan terus melakukan hal-hal yang kristiani!
Berdoalah agar firman Tuhan hari ini bisa berakar, tumbuh dan berbuah dalam kehidupan Sobat Teruna :
Tuhan Yesus, tolong mampukan aku menjadi teruna yang stabil dan dapat menjadikan media sosial sebagai ajang mempersaksikan Engkau.