top of page

RESIKO MENJADI PEMIMPIN


 

Yesaya 53 : 6-9

6 Kita sekalian sesat seperti domba, masing-masing kita mengambil jalannya sendiri, tetapi Tuhan telah menimpakan kepadanya kejahatan kita sekalian. 7 Dia dianiaya, tetapi dia membiarkan diri ditindas dan tidak membuka mulutnya seperti anak domba yang dibawa ke pembantaian; seperti induk domba yang kelu di depan orang-orang yang menggunting bulunya, ia tidak membuka mulutnya. 8 Sesudah penahanan dan penghukuman ia terambil, dan tentang nasibnya siapakah yang memikirkannya? Sungguh, ia terputus dari negeri orang-orang hidup, dan karena pemberontakan umat-Ku ia kena tulah. 9 Orang menempatkan kuburnya di antara orang-orang fasik,dan dalam matinya ia ada di antara penjahat-penjahat,sekalipun ia tidak berbuat kekerasandan tipu tidak ada dalam mulutnya.

Alkitab Terjemahan Baru © 1974, Indonesian Bible Society – Lembaga Alkitab Indonesia

 

Sobat Teruna, menjadi seorang pemimpin tidak selalu mendatangkan sukacita. Banyak tanggung jawab yang harus mereka pikul seorang diri. Kehidupan organisasi yang dipimpin bergantung penuh dalam kehidupan sang pemimpin. Mereka harus mampu membuat kebijakan yang benar di masa-masa sulit demi kehidupan organisasi. Melalui kebijakan itu, mereka harus siap dengan segala resiko atas jabatan kepemimpinan yang melekat dalam diri. Resiko yang harus ditanggung seorang pemimpin adalah menghadapi orang-orang yang membelot. Orang-orang ini berjalan pada jalannya sendiri dan sang pemimpin harus menanggung segala resiko atas perbuatan mereka (ay.6). Artinya menjadi seorang pemimpin harus berani membiarkan diri untuk dihina, dianiaya dan ditindas. Sang pemimpin tidak boleh membuka mulut (mengeluh) atas resiko yang harus ditanggung tersebut (ay.7). Hal ini membuktikan bahwa banyak orang yang tidak memikirkan kehidupan pribadi sang pemimpin (ay.8). Lebih jauh lagi, terkadang sang pemimpin dianggap sebagai seorang penjahat dalam melaksanakan tugasnya (ay.9).



Sobat Teruna, memang terasa berat tanggung jawab dan risiko yang harus dihadapi oleh seorang pemimpin. Namun perlu diketahui bahwa tanpa kehadiran pemimpin, kehidupan organisasi menjadi tidak jelas. Oleh karena itu, kita sebagai anggota harus mendukung kebijakan sang pemimpin karena ia pasti memiliki pertimbangan yang baik demi kehidupan organisasi. Jika kita menjadi pemimpin, maka tidak boleh mengeluh atas beratnya tugas dan tanggung jawab serta resiko-resiko yang harus dihadapi. Tuhan pasti memberikan kepada kita, baik pemimpin maupun anggota organisasi kemampuan dan kekuatan untuk menunaikan tugas dan resiko yang ada.


 

Berdoalah agar firman Tuhan hari ini bisa berakar, tumbuh dan berbuah dalam kehidupan Sobat Teruna :

Ya Tuhan, aku membutuhkan dan memohon kekuatan-Mu untuk melaksanakan tugas dan tanggung jawab setiap hari.

bottom of page