top of page

MEMANDANG JAUH SAMPAI KE HIDUP KEKAL


 

2 Korintus 5 : 6-10

6 Maka oleh karena itu hati kami senantiasa tabah, meskipun kami sadar, bahwa selama kami mendiami tubuh ini, kami masih jauh dari Tuhan, 7 – sebab hidup kami ini adalah hidup karena percaya, bukan karena melihat – 8 tetapi hati kami tabah, dan terlebih suka kami beralih dari tubuh ini untuk menetap pada Tuhan. 9 Sebab itu juga kami berusaha, baik kami diam di dalam tubuh ini, maupun kami diam di luarnya, supaya kami berkenan kepada-Nya. 10 Sebab kita semua harus menghadap takhta pengadilan Kristus, supaya setiap orang memperoleh apa yang patut diterimanya, sesuai dengan yang dilakukannya dalam hidupnya ini, baik ataupun jahat.

Alkitab Terjemahan Baru © 1974, Indonesian Bible Society – Lembaga Alkitab Indonesia

 

Pada masa pandemi Covid-19, banyak orang mengalami kesusahan, baik jasmani maupun rohani. Orang tidak dapat pergi ke tempat bekerja, sekolah, atau pun kampus. Bepergian dibatasi, standar hidup diberlakukan sesuai protokol masa pandemi. Orang di PHK dan sulit mendapatkan pekerjaan baru. Semua serba sulit. Belum lagi ada orang yang sakit bahkan meningga dunia pada masa ini, membuat duka dan perkabungan yang berkelanjutan. Pertanyaannya, apa yang bisa membuat kita kuat bertahan sampai sekarang?


Pada saat mengalami penderitaan dan kesusahan di tempat pelayanannya, Paulus tidak melihatnya dari sisi negatif. Paulus melihat hidup sekarang beserta pengalamannya selalu terkait dengan kehidupan yang kekal yang akan diterimanya nanti. Karena itu ketika mengalami penderitaan, ia rela menerimanya. Ia selalu berharap akan kebangkitan tubuh baru yang akan diterimanya pada saat kedatangan Kristus kembali. Itulah rancangan Allah bagi orang yang percaya kepada-Nya. Penggenapan rancangan itulah yang secara serius kita imani dan harapkan. Tuhan Yesus menjamin kita akan mendapat apa yang patut diperoleh setelah berjuang dengan tekun dan beriman teguh kepada-Nya di dunia ini. Roh Kudus selalu beserta dan menolong orang percaya agar tidak putus asa di dalam kesusahan hidup yang dialami. Semua penderitaan patut kita pandang sebagai latihan dan pemupukan iman percaya. Rasul Paulus rela menanggung penderitaan karena ingin hidup berkenan di hadapan Tuhan Yesus Kristus yang duduk di takhta kerajaan-Nya. Ia pun akhirnya menerima apa yang patut diterimanya. Apakah kita sekarang mempunyai perspektif hidup yang sama dengan Paulus? Sobat Teruna, biarlah kita juga memiliki cara pandang ke masa depan yang menjangkau kehidupan kekal, seperti Rasul Paulus.


 

Berdoalah agar firman Tuhan hari ini bisa berakar, tumbuh dan berbuah dalam kehidupan Sobat Teruna :

Tuhan Yesus, tolong aku agar tidak berpikir sempit ketika menghadapi penderitaan melainkan tetap optimis dan percaya kepada-Mu sehingga kelak dilayakkan menerima kehidupan kekal bersama-Mu.

bottom of page