4 Dan datanglah kepada-Nya, batu yang hidup itu, yang memang dibuang oleh manusia, tetapi yang dipilih dan dihormat di hadirat Allah. 5 Dan biarlah kamu juga dipergunakan sebagai batu hidup untuk pembangunan suatu rumah rohani, bagi suatu imamat kudus, untuk mempersembahkan persembahan rohani yang karena Yesus Kristus berkenan kepada Allah. 6 Sebab ada tertulis dalam Kitab Suci:
”Sesungguhnya, Aku meletakkan di Sion sebuah batu yang terpilih,
sebuah batu penjuru yang mahal,
dan siapa yang percaya kepada-Nya, tidak akan dipermalukan.”
7 Karena itu bagi kamu, yang percaya, ia mahal, tetapi bagi mereka yang tidak percaya:
”Batu yang telah dibuang oleh tukang-tukang bangunan,
telah menjadi batu penjuru,
juga telah menjadi batu sentuhan
dan suatu batu sandungan.”
8 Mereka tersandung padanya, karena mereka tidak taat kepada firman Allah; dan untuk itu mereka juga telah disediakan.
Batu adalah benda alam yang kuat, baik yang kecil maupun besar, dan sering dijadikan simbol kekuatan. Di tangan ahli bangunan, walaupun pecah, batu-batuan yang baik akan tetap dipilih untuk pembangunan sebuah rumah yang kuat, indah dan berguna.
Ibadah pada masa Perjanjian Lama dipusatkan di mezbah batu-batuan. Hanya umat Israel yang boleh datang beribadah, itu pun setelah melalui beberapa ketetapan ritual. Umat menghadap Tuhan harus dengan perantaraan imam. Kini hal itu tidak lagi berlaku. Orang percaya dapat langsung menghadap Tuhan baik secara pribadi maupun dalam persekutuan, dan setiap orang dipakai Tuhan sebagai bagian dari pembangunan peribadahan. Di rumah rohani Ilahi ada peran istimewa yang Tuhan percayakan bagi anak-anak-Nya. Rumah itu memiliki Batu Rohani yang hidup dan terpilih yaitu Yesus Kristus, maka jaminan kekal berlaku bagi setiap orang yang percaya kepada-Nya. Rasul Petrus menuliskan Surat ini bagi jemaat, yang sedang mengalami tekanan berat dan diejek sebagai ‘buangan’ karena statusnya di perantauan. Sesungguhnya mereka adalah bagian dari batu-batu hidup. Di tengah berbagai pencobaan, Petrus mengingatkan bahwa kemuliaan sebagai pengikut Yesus jauh melebihi kemuliaan Bait Allah Yahudi.
Sobat Teruna, kita juga merupakan batu hidup bagi pembangunan rumah rohani. Tuhan memberikan kekuatan-Nya melalui waktu, kepandaian, talenta dan tenaga kita. Tentunya kita bangga dipakai Tuhan menjadi bagian dari karya-Nya, bukan? Peran ini harus diselaraskan dengan kekudusan hidup, termasuk bagi kita dalam usia teruna. Penting sekali untuk menjaga hidup yang suci, yang menghormati dan meninggikan nama Tuhan serta tidak mencuri kemuliaan bagi diri sendiri. Marilah kita selalu menjadikan Dia sebagai pusat dari kehidupan kita. (NPB/lls)
Berdoalah agar firman Tuhan hari ini bisa berakar, tumbuh dan berbuah dalam kehidupan Sobat Teruna :
Aku memuji keagungan Tuhan Allah-ku dan meninggikan nama-Mu dalam setiap kesaksian hidupku.