top of page

BELAJAR: JATUH, BANGUN, BERHASIL



 

Keluaran 34: 1-9

1 Berfirmanlah Tuhan kepada Musa: ”Pahatlah dua loh batu sama dengan yang mula-mula, maka Aku akan menulis pada loh itu segala firman yang ada pada loh yang mula-mula, yang telah kaupecahkan. 2 Bersiaplah menjelang pagi dan naiklah pada waktu pagi ke atas gunung Sinai; berdirilah di sana menghadap Aku di puncak gunung itu. 3 Tetapi janganlah ada seorang pun yang naik bersama-sama dengan engkau dan juga seorang pun tidak boleh kelihatan di seluruh gunung itu, bahkan kambing domba dan lembu sapi pun tidak boleh makan rumput di sekitar gunung itu.”

4 Lalu Musa memahat dua loh batu sama dengan yang mula-mula; bangunlah ia pagi-pagi dan naiklah ia ke atas gunung Sinai, seperti yang diperintahkan Tuhan kepadanya, dan membawa kedua loh batu itu di tangannya. 5 Turunlah Tuhan dalam awan, lalu berdiri di sana dekat Musa serta menyerukan nama Tuhan. 6 Berjalanlah Tuhan lewat dari depannya dan berseru: ”Tuhan, Tuhan, Allah penyayang dan pengasih, panjang sabar, berlimpah kasih-Nya dan setia-Nya, 7 yang meneguhkan kasih setia-Nya kepada beribu-ribu orang, yang mengampuni kesalahan, pelanggaran dan dosa; tetapi tidaklah sekali-kali membebaskan orang yang bersalah dari hukuman, yang membalaskan kesalahan bapa kepada anak-anaknya dan cucunya, kepada keturunan yang ketiga dan keempat.”

8 Segeralah Musa berlutut ke tanah, lalu sujud menyembah 9 serta berkata: ”Jika aku telah mendapat kasih karunia di hadapan-Mu, ya Tuhan, berjalanlah kiranya Tuhan di tengah-tengah kami; sekalipun bangsa ini suatu bangsa yang tegar tengkuk, tetapi ampunilah kesalahan dan dosa kami; ambillah kami menjadi milik-Mu.”



Alkitab Terjemahan Baru © Indonesian Bible Society – Lembaga Alkitab Indonesia 1974, 2018.

 


“Barang pecah berarti harus mengganti”. Itulah sepotong kalimat di sebuah etalase. Maksud peringatan ini agar calon pembeli bertindak hati-hati, sebab jika barang pecah karena ulah mereka, maka harus menggantinya. Demikian juga dengan hancurnya dua loh batu pertama yang telah dilakukan oleh Musa. Itu harus diganti dan dipahat lagi oleh Musa. Karena pada dua loh batu itulah tertulis hukum Tuhan yang penting.


Sobat Teruna, memahat barang dari batu itu membutuhkan keahlian, memilih bahan dan tekstur batu yang tepat sebagai media untuk menulis di atasnya. Dari kaki gunung Sinai, Musa telah mempersiapkan pahatan dua loh batu tersebut sehari sebelumnya. Pada waktu pagi dia membawa dua loh batu itu naik ke atas gunung Sinai (ay.4) untuk ditulisi oleh Tuhan sendiri (ay.1). Ada sepuluh perintah yang telah TUHAN tulis di atas kedua loh batu tersebut (Kel.20:1-17). Musa menyadari betapa pentingnya sepuluh perintah tersebut, yaitu sebagai bahan pengajaran bagi umat Israel agar mereka belajar taat dan percaya serta mengasihi Tuhan dengan segenap hati, jiwa dan akal budinya, juga mencintai sesama manusia seperti diri sendiri.


Sobat Teruna, Zig Ziglar pernah berkata, “Kamu tidak perlu menjadi luar biasa untuk memulai, tapi kamu harus memulai untuk menjadi luar biasa". Karena itu kita harus belajar dan mempraktekkan apa yang sudah dipelajari. Walaupun kadang-kadang hasil yang diperoleh belum sebagaimana yang diharapkan, tetapi kita tidak boleh menyerah. Kita harus bersedia dibimbing, dikoreksi, dilatih, mengulang ataupun memperbaiki sesuatu maupun karakter diri. Semua itu tidak bisa terwujud dalam semalam, tetapi butuh waktu, latihan, kesabaran dan sikap bertanggungjawab. Karena itu teruslah belajar, Tuhan pasti menyempurnakan! (Sdn)



 

Berdoalah agar firman Tuhan hari ini bisa berakar, tumbuh dan berbuah dalam kehidupan Sobat Teruna:


Tuhan Yesus, mohon ajarlah aku untuk terus bertekun menyelesaikan tugas dan tanggungjawabku. Meski belum sempurna, tetapi aku yakin Tuhan akan menyempurnakannya.

bottom of page