BERANI MENYUARAKAN YANG BENAR

Hakim-Hakim 14 : 1 - 4
1 Simson pergi ke Timna dan di situ ia melihat seorang gadis Filistin. 2 Ia pulang dan memberitahukan kepada ayahnya dan ibunya: ”Di Timna aku melihat seorang gadis Filistin. Tolong, ambillah dia menjadi isteriku.” 3 Tetapi ayahnya dan ibunya berkata kepadanya: ”Tidak adakah di antara anak-anak perempuan sanak saudaramu atau di antara seluruh bangsa kita seorang perempuan, sehingga engkau pergi mengambil isteri dari orang Filistin, orang-orang yang tidak bersunat itu?” Tetapi jawab Simson kepada ayahnya: ”Ambillah dia bagiku, sebab dia kusukai.” 4 Tetapi ayahnya dan ibunya tidak tahu bahwa hal itu dari pada Tuhan asalnya: sebab memang Simson harus mencari gara-gara terhadap orang Filistin. Karena pada masa itu orang Filistin menguasai orang Israel.
Alkitab Terjemahan Baru © Indonesian Bible Society – Lembaga Alkitab Indonesia 1974, 2018.
Sobat Teruna, kita memang dipanggil untuk hidup dalam perdamaian dengan siapa saja. Tetapi harus diingat, perdamaian yang Tuhan kehendaki bukanlah perdamaian yang semu. Maksudnya adalah perdamaian itu bukan berarti menutup-nutupi apa yang salah hanya agar tidak terjadi konflik, apalagi jika perdamaian itu dipakai untuk membenarkan prilaku-prilaku jahat yang mengorbankan orang lain. Perdamaian yang sejati adalah perdamaian yang menolak segala bentuk ketidakadilan dan penindasan dan menegakkan sikap hidup rukun dan saling menghargai.
Dalam bacaan Alkitab kita, Simson melakukan suatu perbuatan yang aneh di mata orang tuanya. Ia meminta orang tuanya melamar seorang gadis Filistin di Timna, untuk menjadi istri Simson. Perbuatan ini tentu tidak sesuai dengan budaya hidup orang Israel. Mengawini kaum yang tidak bersunat merupakan aib bagi orang Israel. Apalagi, perempuan yang diingini Simson adalah perempuan Filistin yang adalah bangsa penjajah umat Israel. Tentu ini akan menimbulkan pertikaian. Hal yang tidak diketahui oleh orang tua Simson, adalah kehendak Tuhan untuk memakai Simson menjadi alat Tuhan dalam menolong umat Israel dari penindasan bangsa Filistin.
Sobat Teruna, belajar dari Simson, kita kemudian mau diingatkan agar jangan takut ketika harus menyuarakan apa yang benar. Memang selalu ada resiko yang harus kita hadapi ketika menyampaikan suara kebenaran, tetapi jangan takut, sebab Tuhan pasti menolong mereka yang mencintai kebenaran. Tetapi, tentu saja, bukan berarti kita menyampaikan suara kebenaran dengan serampangan. Sampaikanlah itu dengan cara yang sopan dan baik. Lebih utama lagi, sampaikan suara kebenaran itu bukan untuk kepentingan diri kita sendiri, tetapi untuk memuliakan Tuhan. (SLSH)
Berdoalah agar firman Tuhan hari ini bisa berakar, tumbuh dan berbuah dalam kehidupan Sobat Teruna :
Ya Tuhan, berikan aku keberanian untuk menyatakan apa yang benar untuk kebaikan bersama sebagai karya kesaksianku tentang damai sejahteraMu bagi sesama.