top of page

"Berbeda Dengan Dunia" ... Siapa takut!!!








 

1 Yohanes 3 : 11 - 15


11 Sebab inilah berita yang telah kamu dengar dari mulanya, yaitu bahwa kita harus saling mengasihi; bukan seperti Kain, yang berasal dari si jahat dan yang membunuh adiknya. Dan apakah sebabnya ia membunuhnya? Sebab segala perbuatannya jahat dan perbuatan adiknya benar. 13 Janganlah kamu heran, saudara-saudara, apabila dunia membenci kamu. 14 Kita tahu, bahwa kita sudah berpindah dari dalam maut ke dalam hidup, yaitu karena kita mengasihi saudara kita. Barangsiapa tidak mengasihi, ia tetap di dalam maut. 15 Setiap orang yang membenci saudaranya, adalah seorang pembunuh manusia. Dan kamu tahu, bahwa tidak ada seorang pembunuh yang tetap memiliki hidup yang kekal di dalam dirinya.


Alkitab Terjemahan Baru © Indonesian Bible Society – Lembaga Alkitab Indonesia 1974, 2018.


 


Surat 1 Yohanes 3 mengingatkan kita tentang perintah Yesus untuk mengasihi. Kasih kepada Tuhan dan sesama. Yohanes mengingatkan juga bahwa jika kita mengabaikan kasih terhadap sesama dan memperlihatkan diri begitu mengasihi Allah, itu sama saja menipu diri sendiri. Karena bagaimana kita bisa mengatakan bahwa kita mengasihi Allah yang tidak kelihatan tetapi kita tidak mengasihi sesama yang kelihatan?


Mengasihi sesama adalah hal mutlak jika menerima hidup kekal seperi yang Allah janjikan. Dalam perikop ini kita lihat contoh orang yang tidak melaksanakan perintah kasih itu, yakni dalam kisah Kain dan Habel. Kain yang memberikan kurban bakaran dengan hati yang bersungut : Habel sebaliknya.


Mengasihi itu ada implikasi mengampuni. Kalau membalas kejahatan dengan kejahatan, maka tidak ada upaya mengampuni. Jika hal itu terjadi, maka kita tidak berbeda dengan dunia yang membalas kejahatan dengan kejahatan.


Di dalam keluarga, "kasih" itu sangat kita rasakan, bukan? Jika kita saling mengasihi, kakak dan adik atau orang tua dan anak, akan menjadi bukti hidup yang kekal seperti yang Tuhan Yesus janjikan buat kita di rumah tangga. Tetapi jika hidup kita dipenuhi oleh kebencian, maka sudah terjerumus hidup dalam dosa. (Kain membunuh Habel karena dendam dan marah. Dendam dan marah seperti itu akan berlanjut menjadi dosa).


Jika dunia mengenal kata cemburu terhadap yang lebih hebat, maka anak Tuhan mengenal kata bersyukur ketika diberi teman yang lebih hebat. Sebagaimana Yesus adalah "teladan kasih yang sempurna", karena Ia rela mengorbankan nyawa-Nya, maka kita meneladani kasih-Nya dalam tindakan dan pengorbanan. Dengan cara hidup seperti itu, maka hidup kita menjadi berkat bagi sesama.

(CGM/sh)

 

Berdoalah agar firman Tuhan hari ini bisa berakar, tumbuh dan berbuah dalam kehidupan Sobat Teruna :

Tuhan Yesus, tolonglah aku sebagai anak-anak-Mu, agar bisa mengasihi sesama dengan tulus dan ikhlas, serta melakukan itu di dalam hidup keseharianku, sehingga aku bisa memancarkan sinar kasih-Mu dalam tindakan sehari-hari.

bottom of page