BERBESAR HATI WALAUPUN DITOLAK

Markus 6 : 1-6a
1 Kemudian Yesus berangkat dari situ dan tiba di tempat asal-Nya, sedang murid-murid-Nya mengikuti Dia. 2 Pada hari Sabat Ia mulai mengajar di rumah ibadat dan jemaat yang besar takjub ketika mendengar Dia dan mereka berkata: ”Dari mana diperoleh-Nya semuanya itu? Hikmat apa pulakah yang diberikan kepada-Nya? Dan mujizat-mujizat yang demikian bagaimanakah dapat diadakan oleh tangan-Nya? 3 Bukankah Ia ini tukang kayu, anak Maria, saudara Yakobus, Yoses, Yudas dan Simon? Dan bukankah saudara-saudara-Nya yang perempuan ada bersama kita?” Lalu mereka kecewa dan menolak Dia. 4 Maka Yesus berkata kepada mereka: ”Seorang nabi dihormati di mana-mana kecuali di tempat asalnya sendiri, di antara kaum keluarganya dan di rumahnya.” 5 Ia tidak dapat mengadakan satu mujizat pun di sana, kecuali menyembuhkan beberapa orang sakit dengan meletakkan tangan-Nya atas mereka. 6a Ia merasa heran atas ketidakpercayaan mereka.
Alkitab Terjemahan Baru © 1974, Indonesian Bible Society – Lembaga Alkitab Indonesia
Sobat Teruna, hal yang paling tidak mengenakkan adalah penolakan atau ditolak. Apalagi jika penolakan itu justru terjadi di daerah asal ataupun tempat tinggal kita. Penolakan dapat dialami oleh semua orang tanpa terkecuali, termasuk Yesus.
Yesus mengalami penolakan saat Dia mengajar di rumah ibadat pada hari Sabat. Saat itu Yesus sedang mengajar di depan orang banyak. Orang banyak itu takjub (heran) dengan apa yang diajarkan oleh Yesus. Menurut mereka, mustahil Yesus dapat mengajar dan mengadakan mukjizat dengan luar biasa seperti itu. Mereka bertanya-tanya dari manakah semua itu didapatkan-Nya mengingat Yesus adalah anak tukang kayu. Lalu mereka kecewa dan menolak Yesus. Yesus merasa heran atas ketidakpercayaan mereka. Ia berkata, “Seorang nabi dihormati di mana-mana, kecuali di tempat asalnya sendiri, di antara kaum keluarganya dan di rumahnya” (ayat 4). Walaupun demikian, Yesus tidak membenci mereka.
Sobat Teruna, mungkin kita pernah mengalami penolakan seperti yang dialami oleh Yesus. Mungkin kita kecewa bahkan marah terhadap penolakan tersebut. Mungkin menurut kita hal itu aneh. Aneh karena apa yang kita lakukan atau ucapkan adalah hal yang benar, namun tidak bisa diterima. Apalagi mungkin alasannya karena usia kita yang masih muda atau tingkat pendidikan yang dinilai belum tinggi, atau pun latar belakang status sosial keluarga yang sederhana.
Meneladani Yesus, kita pun harus berbesar hati menerima penolakan tersebut. Kita tidak boleh membenci mereka dan harus tetap bersemangat melakukan sesuatu yang benar. Ingatlah bahwa Tuhan tidak akan pernah menolak anak-Nya yang rajin melakukan kebenaran dengan rendah hati. Bahkan Ia memberikan apresiasi (upah) kepada hamba-Nya yang baik dan setia (bc. Matius 25:21). (AS)
Berdoalah agar firman Tuhan hari ini bisa berakar, tumbuh dan berbuah dalam kehidupan Sobat Teruna :
Tuhan Yesus, tolong ajarkan aku untuk dapat berbesar hati saat berada dalam kekecewaan, juga tetap bersemangat melakukan kebenaran meskipun mengalami penolakan, karena Engkaulah Penolongku yang penuh kasih dan setia.