top of page

BERSITEGANG LEHER



 

Nehemia 9 : 16-19

16 Tetapi mereka, nenek moyang kami itu, bertindak angkuh dan bersitegang leher dan tidak patuh kepada perintah-perintah-Mu. 17 Mereka menolak untuk patuh dan tidak mengingat perbuatan-perbuatan yang ajaib yang telah Kaubuat di antara mereka. Mereka bersitegang leher malah berkeras kepala untuk kembali ke perbudakan di Mesir. Tetapi Engkaulah Allah yang sudi mengampuni, yang pengasih dan penyayang, yang panjang sabar dan berlimpah kasih setia-Nya. Engkau tidak meninggalkan mereka. 18 Bahkan, ketika mereka membuat anak lembu tuangan dan berkata: ’Inilah Allahmu yang menuntun engkau keluar dari Mesir!’, dan berbuat nista yang besar, 19 Engkau tidak meninggalkan mereka di padang gurun karena kasih sayang-Mu yang besar. Tiang awan tidak berpindah dari atas mereka pada siang hari untuk memimpin mereka pada perjalanan, begitu juga tiang api pada malam hari untuk menerangi jalan yang mereka lalui.



Alkitab Terjemahan Baru © Indonesian Bible Society – Lembaga Alkitab Indonesia 1974, 2018.

 


Sobat Teruna, Sobat Teruna, apakah kita pernah beradu argumen dengan seseorang? Beradu argumen itu artinya kita bertengkar tapi tidak menggunakan fisik, melainkan menggunakan perkataan. Saat kita beradu argumen ada luapan emosi yang dapat dilihat dari reaksi tubuh kita. Contohnya saat kita marah, warna wajah kita akan berubah, urat di leher kita akan sedikit kelihatan dibandingkan jika kita tidak marah. Penulis Alkitab menggunakan kata bersitegang leher untuk menggambarkan ketegangan yang terjadi antara bangsa Israel. Pertanyaannya apakah bersitegang leher itu sesuatu yang Tuhan kehendaki?


Bacaan kita pada hari ini terambil dari Kitab Nehemia. Nehemia adalah seorang Israel yang tergerak hatinya untuk membangun kembali tembok Yerusalem yang telah hancur. Bagi Nehemia, keberadaan tembok itu penting untuk memberi rasa aman bagi penduduk Yerusalem. Bacaan kita bagian dari doa pengakuan dosa yang diucapkan oleh orang-orang Lewi. Nenek moyang mereka saat berada di padang gurun bersitegang leher, angkuh dan tidak patuh pada perintah Tuhan. Namun Tuhan itu pengasih dan pengampun. Tuhan tidak meninggalkan Israel, sekalipun Israel sering berusaha meninggalkan Tuhan. Tuhan itu panjang sabar dan tetap mengasihi Israel meskipun Israel adalah bangsa yang tegar tengkuk. Apa yang Tuhan lakukan bagi Israel adalah tanda kasih atau tanda cinta yang sesungguhnya.


Sobat Teruna, Tuhan menghendaki kita untuk tidak bersitegang leher. Mengapa? Karena ketika kita marah, emosi tidak terkontrol dan kita melupakan apa yang Tuhan inginkan. Kemarahan bisa mengakibatkan orang lupa banyak hal yang penting dan berguna. Kita boleh marah, tetapi kemarahan kita tidak boleh mengontrol dan menguasai diri kita karena kita adalah anak-anak Tuhan yang pengasih dan panjang sabar. (BA)



 

Berdoalah agar firman Tuhan hari ini bisa berakar, tumbuh dan berbuah dalam kehidupan Sobat Teruna:


Tuhan, ajar aku untuk mengontrol emosiku. Bimbing aku untuk memiliki kasih dan kesabaran.



bottom of page