1. Berkatalah Daud: "Masih adakah orang yang tinggal dari keluarga Saul? Maka aku akan menunjukkan kasihku kepadanya oleh karena Yonatan"
2. Adapun keluarga Saul mempunyai seorang hamba, yang bernama Ziba. Ia dipanggil menghadap Daud, lalu raja bertanya kepadanya: "Engkaukah Ziba?" Jawabnya: "Hamba tuanku."
3. Kemudian berkatalah raja: "Tidak adakah lagi orang yang tinggal dari keluarga Saul? Aku hendak menunjukkan kepadanya kasih yang dari Allah." Lalu berkatalah Ziba kepada raja: "Masih ada seorang anak laki-laki Yonatan, yang cacat kakinya."
4. Tanya raja kepadanya: "Di manakah ia?" Jawab Ziba kepada raja: "Dia ada di rumah Makhir bin Amiel, di Lodebar."
5. Sesudah itu raja Daud menyuruh mengambil dia dari rumah Makhir bin Amiel, dari Lodebar.
6. Dan Mefiboset bin Yonatan bin Saul masuk menghadap Daud, ia sujud dan menyembah. Kata Daud: "Mefiboset!" Jawabnya: "Inilah hamba tuanku."
7. Kemudian berkatalah Daud kepadanya: "Janganlah takut, sebab aku pasti akan menunjukkan kasihku kepadamu oleh karena Yonatan, ayahmu; aku akan mengembalikan kepadamu segala ladang Saul, nenekmu, dan engkau akan tetap makan sehidangan dengan aku."
8. Lalu sujudlah Mefiboset dan berkata: "Apakah hambamu ini, sehingga engkau menghiraukan anjing mati seperti aku?"
Tentu sangatlah menyenangkan bila mempunyai sahabat yang dapat berbagi di kala suka maupun duka bukan? Bahkan sahabat itu dianggap seperti bagian dari keluarga terdekat alias menjadi soulmate-nya atau sahabat sejati. Tak jarang sebagian besar waktunya cenderung berkomunikasi dengan sahabat dibandingkan dengan keluarga sendiri, karena merasa banyak kecocokan satu sama lain dan dapat dipercaya.
Mefiboset adalah anak dari Yonatan yang merupakan sahabat sejati Daud. la mengalaml ketimpangan pada kakinya sejak berumur lima tahun, akibat jatuh dari gendongan pengasuhnya (2 Sam 4:4). Selama ini mungkin sekelilingnya memandang Mefiboset yang mempunyai cacat pada kakinya hanya merepotkan orang lain. Tidak bisa ikut berperang sebagai prajurir, tidak bisa pula untuk berladang dan bekerja guna memenuhi kebutuhannya sendiri.
Namun tidak demikian halnya dengan Daud yang saat itu menjadi Raja Israel. Setelah mengetahui bahwa masih ada keturunan sahabatnya yang hidup, Raja Daud mau memperhatikan dan menyayangi Mefiboset karena mengingat persahabatan sejatinya dengan Yonatan. Raja Daud tidak hanya mengembalikan ladang kepunyaan Saul yang adalah kakek Mefiboset, tetapi juga mengajak Meflboset untuk makan sehidangan dengannya di istana Raja, di Yerusalem.
Walaupun Yonatan saat itu sudah meninggal, tidak membuat Daud melupakan persahabatan yang begitu erat dengan Yonatan. Daud menunjukkan keteladanannya dengan tetap menaruh kasih kepada keturunan Yonatan, walau dulu sempat mengalami pengejaran Saul (kakek dari Mefiboset), karena merasa tersaingi bahwa jabatannya sebagai raja Israel diambil alih oleh Daud.
Sobat Teruna, persahabatan sejati antara Raja Daud dan Yonatan patut menjadi contoh. Dengan menunjukkan kasihnya kepada anak dari Yonatan sahabatnya yang sudah tiada, membuktikan persahabatan mereka tidak lekang oleh waktu.(ARP)
Berdoalah agar firman Tuhan hari ini bisa berakar, tumbuh dan berbuah dalam kehidupan Sobat Teruna :
"Tuhan Yesus yang baik mampukan aku menjadi sahabat yang dapat saling mendukung juga menguatkan di kala suka dan duka sampai kapanpun"