top of page

FOKUS PADA KARYA


 

Matius 27 : 32-44


32 Ketika mereka berjalan ke luar kota, mereka berjumpa dengan seorang dari Kirene yang bernama Simon. Orang itu mereka paksa untuk memikul salib Yesus. 33 Maka sampailah mereka di suatu tempat yang bernama Golgota, artinya: Tempat Tengkorak. 34 Lalu mereka memberi Dia minum anggur bercampur empedu. Setelah Ia mengecapnya, Ia tidak mau meminumnya. 35 Sesudah menyalibkan Dia mereka membagi-bagi pakaian-Nya dengan membuang undi. 36 Lalu mereka duduk di situ menjaga Dia. 37 Dan di atas kepala-Nya terpasang tulisan yang menyebut alasan mengapa Ia dihukum: ”Inilah Yesus Raja orang Yahudi.” 38 Bersama dengan Dia disalibkan dua orang penyamun, seorang di sebelah kanan dan seorang di sebelah kiri-Nya. 39 Orang-orang yang lewat di sana menghujat Dia dan sambil menggelengkan kepala, 40 mereka berkata: ”Hai Engkau yang mau merubuhkan Bait Suci dan mau membangunnya kembali dalam tiga hari, selamatkanlah diri-Mu jikalau Engkau Anak Allah, turunlah dari salib itu!” 41 Demikian juga imam-imam kepala bersama-sama ahli-ahli Taurat dan tua-tua mengolok-olokkan Dia dan mereka berkata: 42 ”Orang lain Ia selamatkan, tetapi diri-Nya sendiri tidak dapat Ia selamatkan! Ia Raja Israel? Baiklah Ia turun dari salib itu dan kami akan percaya kepada-Nya. 43 Ia menaruh harapan-Nya pada Allah: baiklah Allah menyelamatkan Dia, jikalau Allah berkenan kepada-Nya! Karena Ia telah berkata: Aku adalah Anak Allah.” 44 Bahkan penyamun-penyamun yang disalibkan bersama-sama dengan Dia mencela-Nya demikian juga.



Alkitab Terjemahan Baru © 1974, Indonesian Bible Society – Lembaga Alkitab Indonesia


 


Hari ini umat Kristiani di seluruh dunia memeringati Jumat Agung. Jumat Agung adalah salah satu hari raya umat Kristen guna memeringati dan mensyukuri pengurbanan Yesus Kristus, Sang Juruselamat. Sebelum masa pandemi Covid-19, umat Kristen biasanya ke gereja untuk beribadah dan mengikuti Sakramen Perjamuan Kudus (jika sudah SIDI). Pakaian yang dikenakan umumnya yang berwarna hitam sebagai tanda duka atas penganiayaan dan kematian Yesus Kristus.


Penganiayan atas diri Yesus terjadi sejak Dia ditangkap dan diadili. Sebelum wafat, Yesus dibawa ke bukit Golgota, artinya tempat tengkorak. Dari namanya saja sudah membuat merinding, apalagi membayangkan tindakan-tindakan di luar perikemanusiaan yang terjadi di sana. Baju-Nya dilucuti, kepala-Nya diberi mahkota duri, tangan dan kaki-Nya dipaku. Lalu psikis-Nya diserang dengan kata-kata olokan, hinaan, bentakan dan ditertawakan. Yesus diam dan menerima semua itu karena sedang melakukan proses penebusan dosa. Sebagai Anak Allah, Yesus Kristus taat pada perintah Bapa-Nya untuk melaksanakan karya keselamatan bagi seluruh ciptaan yang jatuh dalam dosa. Kata-kata ejekan tidak dihiraukan-Nya. Perlakuan kejam tidak dilawan-Nya. Ia fokus pada karya keselamatan demi kasih-Nya kepada Bapa dan seluruh ciptaan.


Sobat Teruna, jika kita mau menghayati peristiwa Jumat Agung, tidak cukup hanya dengan berpakaian warna hitam dan beribadah di gereja atau di rumah. Lebih dari itu, hati kita harus turut berduka atas dosa yang masih sering dilakukan, lalu bertobat. Kita perlu ikut prihatin dan menolak segala tindakan-tindakan kejam serta tidak berperikemanusiaan. Kita harus turut memperjuangkan penerapan nilai-nilai Pancasila di Indonesia. Sebagaimana Kristus yang rela berkurban, kita pun selayaknya turut mengurbankan diri melayani dan bersaksi sebagai wujud syukur atas kasih-Nya. (YRLJ)

 


Berdoalah agar firman Tuhan hari ini bisa berakar, tumbuh dan berbuah dalam kehidupan Sobat Teruna :


Ya Yesus Kristus, syukur yang tak terhingga atas karya keselamatan-Mu bagi seluruh ciptaan. Tolong kami untuk dapat fokus berkarya memuliakan Nama-Mu, walau apapun yang terjadi.

bottom of page