top of page

HATI YANG MERINDU



 

Kejadian 43 : 24-34

24 Setelah orang itu membawa mereka ke dalam rumah Yusuf, diberikannyalah air, supaya mereka membasuh kaki; juga keledai mereka diberinya makan. 25 Sesudah itu mereka menyiapkan persembahannya menantikan Yusuf datang pada waktu tengah hari, sebab mereka telah mendengar, bahwa mereka akan makan di situ. 26 Ketika Yusuf telah pulang, mereka membawa persembahan yang ada pada mereka itu kepada Yusuf di dalam rumah, lalu sujud kepadanya sampai ke tanah. 27 Sesudah itu ia bertanya kepada mereka apakah mereka selamat; lagi katanya: "Apakah ayahmu yang tua yang kamu sebutkan itu selamat? Masih hidupkah ia?" 28 Jawab mereka: "Hambamu, ayah kami, ada selamat; ia masih hidup." Sesudah itu berlututlah mereka dan sujud. 29 Ketika Yusuf memandang kepada mereka, dilihatnyalah Benyamin, adiknya, yang seibu dengan dia, lalu katanya: "Inikah adikmu yang bungsu itu, yang telah kamu sebut-sebut kepadaku?" Lagi katanya: "Allah kiranya memberikan kasih karunia kepadamu, anakku!" 30 Lalu segeralah Yusuf pergi dari situ, sebab hatinya sangat terharu merindukan adiknya itu, dan dicarinyalah tempat untuk menangis; ia masuk ke dalam kamar, lalu menangis di situ. 31 Sesudah itu dibasuhnyalah mukanya dan ia tampil ke luar. Ia menahan hatinya dan berkata: "Hidangkanlah makanan." 32 Lalu dihidangkanlah makanan, bagi Yusuf tersendiri, bagi saudara-saudaranya tersendiri dan bagi orang-orang Mesir yang bersama-sama makan dengan mereka itu tersendiri; sebab orang Mesir tidak boleh makan bersama-sama dengan orang Ibrani, karena hal itu suatu kekejian bagi orang Mesir. 33 Saudara-saudaranya itu duduk di depan Yusuf, dari yang sulung sampai yang bungsu, sehingga mereka berpandang-pandangan dengan heran. 34 Lalu disajikan kepada mereka hidangan dari meja Yusuf, tetapi yang diterima Benyamin adalah lima kali lebih banyak dari pada setiap orang yang lain. Lalu minumlah mereka dan bersukaria bersama-sama dengan dia.


Alkitab Terjemahan Baru © Indonesian Bible Society – Lembaga Alkitab Indonesia 1974, 2018.

 


Bulan lalu di sebuah media sosial ada seseorang yang mengunggah rekaman seorang anak di sebuah asrama pendidikan berbasis agama. Anak tersebut sedang menangis karena teman-temannya dikunjungi oleh orang tua mereka masing-masing. Hanya dirinya saja yang tidak dikunjungi setelah sekian waktu lamanya. Rupanya ia menahan rasa rindu di dalam hatinya terhadap orang tuanya. Bukan hal yang mudah jika dalam usia yang masih belia sudah harus terpisah dengan orang tua.


Sobat Teruna, dalam bacaan hari ini kita mengetahui Yusuf kembali menangis tatkala dia pertama kali melihat lagi adiknya Benyamin, setelah puluhan tahun terpisah. Ia sangat mengasihi Benyamin karena dia adalah saudara bungsunya sekaligus saudara yang seayah dan seibu dengannya. Selain itu Yusuf kemungkinan sempat berpikir apakah adiknya itu bernasib sama dengan dirinya yang dulu kala pernah dibuang oleh saudara-saudaranya yang lain. Perjumpaan pertama itu membuat Yusuf tak mampu menahan haru di dalam hatinya. Hati Yusuf memang penuh dengan kebaikan. Tuhan mengetahui isi hati Yusuf. Meski ia sudah menjadi seorang pejabat tinggi Mesir, tetapi dia tetap mengasihi keluarganya.


Sobat Teruna yang dikasihi Tuhan, renungan hari ini mengajarkan bahwa kita perlu selalu bersyukur atas kehadiran orang-orang terkasih di sekeliling kita. Kalau saat ini kita masih berada bersama-sama dengan keluarga, yaitu orang tua, kakak, adik dan saudara-saudara, sudahkah kita selalu bersyukur kepada Tuhan atas hal itu? Ada waktunya nanti tatkala sudah menjadi dewasa dan menjalani kehidupan secara mandiri, kita akan merindukan waktu-waktu kebersamaan dengan keluarga. Mari kita manfaatkan kesempatan ini dengan menjadi seorang anak dan saudara yang hadir membawa sukacita dan berkat bagi keluarga kita. (DNU)


 

Berdoalah agar firman Tuhan hari ini bisa berakar, tumbuh dan berbuah dalam kehidupan Sobat Teruna:


Ya Tuhan, tolong ajarkanlah aku untuk selalu mengasihi keluargaku yang Engkau hadirkan dalam kehidupanku. Mohon jadikanlah diriku sebagai seorang anak dan saudara yang menghadirkan sukacita di tengah-tengah keluargaku. .

bottom of page