top of page

“INGATLAH PENCIPTAMU”



 

Pengkhotbah 12 : 1-8


1 Ingatlah akan Penciptamu pada masa mudamu, sebelum tiba hari-hari yang malang dan mendekat tahun-tahun yang kaukatakan: ”Tak ada kesenangan bagiku di dalamnya!”, 2 sebelum matahari dan terang, bulan dan bintang-bintang menjadi gelap, dan awan-awan datang kembali sesudah hujan, 3 pada waktu penjaga-penjaga rumah gemetar, dan orang-orang kuat membungkuk, dan perempuan-perempuan penggiling berhenti karena berkurang jumlahnya, dan yang melihat dari jendela semuanya menjadi kabur, 4 dan pintu-pintu di tepi jalan tertutup, dan bunyi penggilingan menjadi lemah, dan suara menjadi seperti kicauan burung, dan semua penyanyi perempuan tunduk, 5 juga orang menjadi takut tinggi, dan ketakutan ada di jalan, pohon badam berbunga, belalang menyeret dirinya dengan susah payah dan nafsu makan tak dapat dibangkitkan lagi – karena manusia pergi ke rumahnya yang kekal dan peratap-peratap berkeliaran di jalan, 6 sebelum rantai perak diputuskan dan pelita emas dipecahkan, sebelum tempayan dihancurkan dekat mata air dan roda timba dirusakkan di atas sumur, 7 dan debu kembali menjadi tanah seperti semula dan roh kembali kepada Allah yang mengaruniakannya. 8 Kesia-siaan atas kesia-siaan, kata Pengkhotbah, segala sesuatu adalah sia-sia.




Alkitab Terjemahan Baru © Indonesian Bible Society – Lembaga Alkitab Indonesia 1974, 2018.

 


Sobat Teruna yang terkasih. Apakah kamu tahu Marshel Widianto? Ia adalah seorang stand-up comedian Indonesia yang semakin dikenal di dunia hiburan Indonesia. Selain lucu, banyak orang mengaguminya karena perjuangan hidupnya. Ia memiliki latar belakang sebagai orang yang miskin, namun karena gigih berusaha, akhirnya ia bisa berhasil menjadi seorang figur publik yang dikenal dengan keadaan ekonomi yang sejahtera. Dalam sebuah kesempatan ia pernah bercerita bahwa ia selalu mengingat firman Tuhan yang berbunyi, “Ingatlah akan Penciptamu pada masa mudamu” (ayat 1). Dengan berpegang pada firman Tuhan inilah, ia bisa berjuang dan sukses seperti sekarang.


Setelah berbagai macam hal kesia-siaan yang disebutkan sejak awal kitab ini, Pengkhotbah mengingatkan agar kita selalu mengingat Tuhan sejak masa muda kita. Mengingat Tuhan bukan hanya sekedar di memori otak, namun itu berarti bahwa kita menjadikan Tuhan dan firman-Nya sebagai penuntun jalan kita, dan kita mengandalkan Tuhan dalam hidup kita. Mengingat Tuhan sedari muda juga menjaga kita agar tidak menjalani hidup yang sia-sia, yang akhirnya hanya merugikan kita, dan malah membawa kita ke dalam penyesalan.


Ada banyak orang yang di masa mudanya hidup suka-suka, tidak mengingat Tuhan dan tidak peduli dengan Tuhan, di masa tuanya justru mencari-cari Tuhan dengan penuh penyesalan. Sayangnya semua sudah terlewat dan waktu tidak bisa diputar kembali.


Sobat Teruna yang terkasih. Jalan hidup kita di depan masih panjang. Kita tidak tahu kita akan menjadi apa dan bagaimana keadaan kita nantinya. Namun yang pasti, marilah sejak masa muda ini kita selalu mengingat Tuhan, Sang Pencipta kita yang mengasihi kita dengan sepenuh hati-Nya. (YWA)


 


Berdoalah agar firman Tuhan hari ini bisa berakar, tumbuh dan berbuah dalam kehidupan Sobat Teruna:

Ya Tuhan, aku mau selalu mengingat Engkau sejak masa mudaku sampai seumur hidupku.

bottom of page