top of page

INI AKU, TUHAN


 

Kisah Para Rasul 9 : 10-16


10 Di Damsyik ada seorang murid Tuhan bernama Ananias. Firman Tuhan kepadanya dalam suatu penglihatan: ”Ananias!” Jawabnya: ”Ini aku, Tuhan!” 11 Firman Tuhan: ”Mari, pergilah ke jalan yang bernama Jalan Lurus, dan carilah di rumah Yudas seorang dari Tarsus yang bernama Saulus. Ia sekarang berdoa, 12 dan dalam suatu penglihatan ia melihat, bahwa seorang yang bernama Ananias masuk ke dalam dan menumpangkan tangannya ke atasnya, supaya ia dapat melihat lagi.” 13 Jawab Ananias: ”Tuhan, dari banyak orang telah kudengar tentang orang itu, betapa banyaknya kejahatan yang dilakukannya terhadap orang-orang kudus-Mu di Yerusalem. 14 Dan ia datang ke mari dengan kuasa penuh dari imam-imam kepala untuk menangkap semua orang yang memanggil nama-Mu.” 15 Tetapi firman Tuhan kepadanya: ”Pergilah, sebab orang ini adalah alat pilihan bagi-Ku untuk memberitakan nama-Ku kepada bangsa-bangsa lain serta raja-raja dan orang-orang Israel. 16 Aku sendiri akan menunjukkan kepadanya, betapa banyak penderitaan yang harus ia tanggung oleh karena nama-Ku.”



Alkitab Terjemahan Baru © 1974, Indonesian Bible Society – Lembaga Alkitab Indonesia

 


Ananias adalah seorang pengikut Kristus di Damsyik. Sekalipun ia bukan seorang rasul atau diaken, Tuhan memintanya untuk mendampingi Saulus yang baru bertobat dan memberitakan Injil kepadanya. Dengan semangat Ananias menjawab seruan Tuhan padanya “ini aku, Tuhan” atau “Tuhan, apakah yang Engkau kehendaki untuk aku lakukan?” Jawaban ini menunjukkan sikap hati yang penuh kesetiaan dan ketaatan menunggu perintah dari Tuhan. Namun, setelah dia mendengar perintah untuk mendampingi Saulus, hatinya bergejolak antara terkejut dan takut. Ia berusaha menolak perintah itu, tetapi karena Tuhan tetap menyuruhnya, dia pun taat melakukannya bahkan menjadikan Saulus bagaikan seorang teman.


Sebuah perintah sesungguhnya merupakan pelimpahan kekuasaan dari Tuan kepada hamba-Nya. Sekalipun Ananias hanyalah orang biasa, Tuhan memercayakan tugas dan tanggungjawab yang besar untuk mendampingi Saulus, seorang pemimpin agama Yahudi sekaligus pemburu pengikut ajaran Kristus. Sangat wajar Ananias merasa terkejut, takut bahkan menolak perintah itu. Namun, ketaatan Ananias kepada Tuhan lebih besar daripada perasaannya.


Sobat Teruna, ada dua hal yang dapat kita pelajari. 1) Dari sisi Tuhan. Tuhan tidak pernah salah memilih orang sebagai alat-Nya. Bukan masalah orang biasa atau luar biasa, yang utama hati yang taat, setia dan patuh melaksanakan perintah-Nya, sekalipun ada penolakan di awalnya. 2) Dari sisi Ananias. Kesetiaan, ketaatan dan pengenalan yang benar akan pribadi Tuhan Yesus mampu mengalahkan perasaan terkejut, takut bahkan keenggananya melaksanakan perintah itu.


Sobat Teruna, Tuhan Yesus tidak pernah salah memilih dan menilai ciptaan-Nya. Tuhan Yesus mengetahui hati dan kemampuan kita. Tugas kita hanya satu, jadilah rekan sekerja-Nya. Berilah diri kita dipakai Tuhan sebagai alat untuk menyelamatkan sesama manusia. (EJRZ)


 


Berdoalah agar firman Tuhan hari ini bisa berakar, tumbuh dan berbuah dalam kehidupan Sobat Teruna :


Tuhan Yesus, inilah hidupku. Kiranya Engkau berkenan memakai diriku menjadi alat di tangan-Mu untuk menyatakan keselamatan dari-Mu bagi sesamaku manusia.

bottom of page