top of page

JADILAH BERKAT: MENCARI ATAU DICARI



 

Matius 18:12-14

12 ”Bagaimana pendapatmu? Jika seorang mempunyai seratus ekor domba, dan seekor di antaranya sesat, tidakkah ia akan meninggalkan yang sembilan puluh sembilan ekor di pegunungan dan pergi mencari yang sesat itu? 13 Dan Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya jika ia berhasil menemukannya, lebih besar kegembiraannya atas yang seekor itu dari pada atas yang kesembilan puluh sembilan ekor yang tidak sesat. 14 Demikian juga Bapamu yang di sorga tidak menghendaki supaya seorang pun dari anak-anak ini hilang.”

Alkitab Terjemahan Baru © Indonesian Bible Society – Lembaga Alkitab Indonesia 1974, 2018.

 


Bagaimana jika kita kehilangan barang yang kita sayangi? Ya, pasti sedih. Apalagi barang tersebut memiliki kenangan dalam hidup kita. Lalu bagaimana jika barang yang tadinya hilang akhirnya ditemukan? Pasti merasa sukacita.


Perumpamaan domba yang hilang menggambarkan sukacita tersebut. Rasa sukacita ini tidak dilihat dari jumlah yang dimiliki, melainkan dari apa yang tadinya ada, kemudian hilang dan akhinya diketemukan. Inilah yang hendak dikatakan Tuhan Yesus dalam perumpamaan ini. Kebahagiaan yang terbesar jika satu ekor domba yang semula hilang kemudian ditemukan kembali. Satu domba yang ditemukan ini membawa sukacita dibanding dengan kesembilan puluh sembilan lainnya. Mengapa? Karena domba yang hilang ini membuat seluruh domba menjadi tidak lengkap. Rasa kehilangan ini mendatangkan perasaan sedih.


Domba yang hilang ini adalah gambaran diri kita. Kita sering menjadi “domba” yang hilang. Tuhan begitu menyayangi kita, hingga IA mencari kita. Rasa sayang Tuhan kepada kita membuat IA mencari dan menemukan kita, meskipun untuk itu IA membiarkan yang sembilan puluh sembilan lainnya.


Sobat Teruna, mari kita renungkan, apakah dalam situasi domba yang hilang ini, kita berlaku seperti “domba” atau sebagai “Tuhan” yang mencari domba-Nya yang tersesat? Seringkali yang terjadi kita berlaku seperti “domba” yang hilang. Kita hilang dalam kebersamaan di Pelkat PT. Kita menghilang dari pergaulan dengan teman di sekolah. Kita seolah sibuk melakukan kegiatan diri sendiri. Kita tidak merasa perlu bergaul dan bersama dengan teman-teman. Kita lebih asyik “mengosongkan” diri dengan diam di kamar. Sobat Teruna, ini saatnya menjadi teruna yang mencari teman-teman yang jarang hadir dalam persekutuan. Mari menjadikan diri sebagai yang mencari bukan yang dicari. (LPH)



 

Berdoalah agar firman Tuhan hari ini bisa berakar, tumbuh dan berbuah dalam kehidupan Sobat Teruna:


Tuhan Yesus, biarlah aku mencari “domba”-Mu yang tersesat.

bottom of page