JANGAN MINDER !

Hakim-Hakim 11 : 1 - 11
1 Adapun Yefta, orang Gilead itu, adalah seorang pahlawan yang gagah perkasa, tetapi ia anak seorang perempuan sundal; ayah Yefta ialah Gilead. 2 Juga isteri Gilead melahirkan anak-anak lelaki baginya. Setelah besar anak-anak isterinya ini, maka mereka mengusir Yefta, katanya kepadanya: ”Engkau tidak mendapat milik pusaka dalam keluarga kami, sebab engkau anak dari perempuan lain.” 3 Maka larilah Yefta dari saudara-saudaranya itu dan diam di tanah Tob; di sana berkumpullah kepadanya petualang-petualang yang pergi merampok bersama-sama dengan dia. 4 Beberapa waktu kemudian bani Amon berperang melawan orang Israel. 5 Dan ketika bani Amon itu berperang melawan orang Israel, pergilah para tua-tua Gilead menjemput Yefta dari tanah Tob. 6 Kata mereka kepada Yefta: ”Mari, jadilah panglima kami dan biarlah kita berperang melawan bani Amon.” 7 Tetapi kata Yefta kepada para tua-tua Gilead itu: ”Bukankah kamu sendiri membenci aku dan mengusir aku dari keluargaku? Mengapa kamu datang sekarang kepadaku, pada waktu kamu terdesak?” 8 Kemudian berkatalah para tua-tua Gilead kepada Yefta: ”Memang, kami datang kembali sekarang kepadamu, ikutilah kami dan berperanglah melawan bani Amon, maka engkau akan menjadi kepala atas kami, atas seluruh penduduk Gilead.” 9 Kata Yefta kepada para tua-tua Gilead: ”Jadi, jika kamu membawa aku kembali untuk berperang melawan bani Amon, dan Tuhan menyerahkan mereka kepadaku, maka akulah yang akan menjadi kepala atas kamu?” 10 Lalu kata para tua-tua Gilead kepada Yefta: ”Demi Tuhan yang mendengarkannya sebagai saksi antara kita: Kami akan berbuat seperti katamu itu.” 11 Maka Yefta ikut dengan para tua-tua Gilead, lalu bangsa itu mengangkat dia menjadi kepala dan panglima mereka. Tetapi Yefta membawa seluruh perkaranya itu ke hadapan Tuhan, di Mizpa.
Alkitab Terjemahan Baru © Indonesian Bible Society – Lembaga Alkitab Indonesia 1974, 2018.
Minder memang sering kali jadi pergumulan kita sebagai kaum remaja. Dalam masa-masa pencarian jati diri, kita seringkali merasa ada yang kurang dari diri kita, sehingga kita tidak bisa tampil percaya diri. Apalagi, di masa sekarang, ketika kehidupan begitu akrab dengan media sosial, maka bayang-bayang rasa minder itu semakin kuat dalam hidup kita. Sebagaimana kita tahu, di media sosial, terkadang banyak orang merasa begitu bebas menghamburkan ucapan-ucapan yang merendahkan, tanpa mau menyadari bahwa dampaknya berbahaya bagi kejiwaan seseorang.
Bacaan Alkitab kita pada saat ini mengajak kita merenungkan kehidupan Yefta. Ia berasal dari suku Gilead. Namun, dikatakan bahwa ibunya adalah seorang perempuan sundal. Hal ini menjadi citra buruk bagi Yefta. Akibatnya, keluarganya juga sesama sukunya mengusir Yefta karena statusnya sebagai anak sundal. Karena itu, Yefta pergi dan berdiam di tanah Tob dan menjalani kehidupan yang dipandang negatif. Namun bangsa Israel kemudian menghadapi situasi yang berat, sebab mereka harus menghadapi bani Amon yang memerangi mereka. Mereka butuh sosok yang mampu memimpin mereka menghadapi ancaman dari bani Amon. Sosok itu adalah Yefta, orang yang dipandang hina oleh keluarga dan sukunya sendiri. Tuhan justru memakai Yefta untuk menjadi hakim atas orang Israel.
Sobat Teruna, belajar dari tokoh Yefta, kita mau diingatkan agar kita tidak terjebak pada rasa minder. Siapa kita bukan ditentukan oleh penilaian orang lain, melainkan oleh rahmat dan kasih setia Tuhan. Kita berharga di mata Tuhan. Tuhan mengutus kita menjadi saksi-Nya. Maka, jangan merasa tidak percaya diri untuk tampil menjadi saksi Tuhan. Jangan juga merendahkan orang lain. Kerjakan panggilan kita, Tuhan pasti memampukan. (SLSH)
Berdoalah agar firman Tuhan hari ini bisa berakar, tumbuh dan berbuah dalam kehidupan Sobat Teruna :
Kiranya Tuhan memampukan aku untuk lepas dari rasa minder dan bisa percaya diri menjadi saksi Tuhan melalui perkataan dan perbuatanku kepada sesama.