JUJUR DALAM KETAKUTAN

Kejadian 12 : 10-20
10 Ketika kelaparan timbul di negeri itu, pergilah Abram ke Mesir untuk tinggal di situ sebagai orang asing, sebab hebat kelaparan di negeri itu. 11 Pada waktu ia akan masuk ke Mesir, berkatalah ia kepada Sarai, isterinya: ”Memang aku tahu, bahwa engkau adalah seorang perempuan yang cantik parasnya. 12 Apabila orang Mesir melihat engkau, mereka akan berkata: Itu isterinya. Jadi mereka akan membunuh aku dan membiarkan engkau hidup. 13 Katakanlah, bahwa engkau adikku, supaya aku diperlakukan mereka dengan baik karena engkau, dan aku dibiarkan hidup oleh sebab engkau.” 14 Sesudah Abram masuk ke Mesir, orang Mesir itu melihat, bahwa perempuan itu sangat cantik, 15 dan ketika punggawa-punggawa Firaun melihat Sarai, mereka memuji-mujinya di hadapan Firaun, sehingga perempuan itu dibawa ke istananya. 16 Firaun menyambut Abram dengan baik-baik, karena ia mengingini perempuan itu, dan Abram mendapat kambing domba, lembu sapi, keledai jantan, budak laki-laki dan perempuan, keledai betina dan unta. 17 Tetapi Tuhan menimpakan tulah yang hebat kepada Firaun, demikian juga kepada seisi istananya, karena Sarai, isteri Abram itu. 18 Lalu Firaun memanggil Abram serta berkata: ”Apakah yang kauperbuat ini terhadap aku? Mengapa tidak kauberitahukan, bahwa ia isterimu? 19 Mengapa engkau katakan: dia adikku, sehingga aku mengambilnya menjadi isteriku? Sekarang, inilah isterimu, ambillah dan pergilah!” 20 Lalu Firaun memerintahkan beberapa orang untuk mengantarkan Abram pergi, bersama-sama dengan isterinya dan segala kepunyaannya.
Alkitab Terjemahan Baru © Indonesian Bible Society – Lembaga Alkitab Indonesia 1974, 2018.
Awal kasus Pandemi Covid-19 di Indonesia membawa kehidupan orang-orang penuh ketakutan. Berita-berita di media banyak melaporkan kasus bahwa ketika orang-orang dinyatakan positif, mereka justru merespons dengan amarah. Mereka takut dan malu untuk bersikap jujur karena akan dijauhkan dari lingkungan dan dianggap pembawa virus. Kasus-kasus seperti ini justru membuat angka terjangkit semakin meningkat. Sangat disayangkan bukan?
Mengenai ketidakjujuran, hal tersebut juga dilakukan oleh Abraham. Ketika Abraham dan Sarai bertolak ke tanah yang Allah janjikan dengan menetap sementara di Mesir. Dalam perjalanannya, Abraham kehilangan kepercayaan sejenak kepada Allah. Abraham berkata kepada Sarai untuk mengakui diri sebagai adiknya kepada orang-orang yang akan mereka jumpai. Solusi tersebut untuk mengatasi ketakutakan Abraham kepada orang-orang yang tertarik akan kecantikan Sarai. Sebab pikirnya,apabila mereka tahu Sarai adalah istrinya, maka dia akan dibunuh. Pada kenyataannya, solusi Abraham akan ketakutannya tersebut membuat dirinya malu saat Firaun mengingini Sarai sebagai istrinya. Allah menghentikan dengan memberikan tulah (penyakit) yang mengerikan kepada raja dan orang-orang seisi istananya. Firaun pun kecewa, mengapa Abraham tidak jujur. Sarai pun akhirnya dikembalikan ke Abraham dan mereka pun keluar dari Mesir.
Sobat Teruna, dalam ketakutan kita sulit untuk bersikap jujur dan mengakui siapakah diri ini sebenarnya. Bahkan kisah orang-orang yang menderita Covid-19 dan Abraham adalah contoh ketakutan yang membawa mereka tidak jujur serta merugikan banyak orang. Begitu juga diri kita sebagai anak Tuhan di tengah dunia ini. Untuk berpegang teguh kepercayaan kepada Allah, seringkali kita takut untuk mengakui Dia dalam setiap laku hidup. Marilah kita senantiasa percaya akan tuntunan Allah dan selalu bersikap jujur. (ACTK)
Berdoalah agar firman Tuhan hari ini bisa berakar, tumbuh dan berbuah dalam kehidupan Sobat Teruna :
Ya Allah, mohon berikanlah aku keberanian untuk bersikap jujur dalam segala ketakutan dan pergumulan hidupku.