top of page

KASIH SAYANG DAN KEADILAN ALLAH



 

Habakuk 3:1-7

1 Doa nabi Habakuk. Menurut nada ratapan. 2 TUHAN, telah kudengar kabar tentang Engkau, dan pekerjaan-Mu, ya TUHAN, kutakuti! Hidupkanlah itu dalam lintasan tahun, nyatakanlah itu dalam lintasan tahun; dalam murka ingatlah akan kasih sayang! 3 Allah datang dari negeri Teman dan Yang Mahakudus dari pegunungan Paran. Sela. Keagungan-Nya menutupi segenap langit, dan bumipun penuh dengan pujian kepada-Nya.4 Ada kilauan seperti cahaya, sinar cahaya dari sisi-Nya dan di situlah terselubung kekuatan-Nya.5 Mendahului-Nya berjalan penyakit sampar dan demam mengikuti jejak-Nya. 6 Ia berdiri, maka bumi dibuat-Nya bergoyang; Ia melihat berkeliling, maka bangsa-bangsa dibuat-Nya melompat terkejut, hancur gunung-gunung yang ada sejak purba, merendah bukit-bukit yang berabad-abad; itulah perjalanan-Nya berabad-abad. 7 Aku melihat kemah-kemah orang Kusyan tertekan, kain-kain tenda tanah Midian menggetar.

Alkitab Terjemahan Baru © Indonesian Bible Society – Lembaga Alkitab Indonesia 1974, 2018.

 


Dalam Doa Habakuk ini kita melihat bahwa bencana adalah lambang pernyataan kuasa Allah pada manusia, dimana Allah menunjukkan kekuatan-Nya kepada manusia. Habakuk meminta pekerjaan Allah dihidupkan dan dinyatakan dalam sepanjang tahun. Habakuk juga berdoa supaya dalam murka-Nya, Allah juga mengingat akan kasih sayang. Dari sini kita melihat bahwa bencana yang ada dalam bacaan kita adalah merupakan sebuah pernyataan pekerjaan Allah. Doa Habakuk ini mengingatkan bangsa Yehuda yang sudah sekian lama tidak taat kepada Allah, sehingga membuat Allah menjadi murka. Akan tetapi murka Allah tidak lebih besar daripada kasih sayang Allah. Kasih sayang Allah tetap ada dalam kehidupan bangsa Yehuda.


Sobat Teruna, bangsa Yehuda memang menjalani masa penghukuman sebagai bangsa jajahan dan kemudian mereka dibuang ke Babel. Ini terjadi bukan karena Allah membenci mereka, justru karena Allah mengasihi mereka sehingga mereka menjalani itu semua. Allah ingin mereka menjadi umat yang setia, dan hukuman itu adalah cara Allah untuk mendidik bangsa Yehuda. Sekalipun bangsa Yehuda menderita penjajahan dan pembuangan, Allah tidak pernah meninggalkan mereka dan bahkan Allah juga yang membebaskan mereka. Dari sini kita memahami bahwa Allah itu adil sekaligus penuh kasih sayang.


Sobat Teruna, saat kita berbuat kesalahan pasti kita ditegur atau dihukum oleh orang tua kita. Itu terjadi bukan karena orang tua kita membenci kita. Mereka menghukum atau menegur kita karena mereka mengasihi kita; karena mereka ingin supaya kita hidup baik dan benar. Begitu juga dengan Allah, yang akan menegur kita jika berbuat kesalahan, sebagai bukti kasih-Nya kepada kita. Dalam kasih-Nya itulah kita dapat melihat bahwa Allah sungguh adil. (ASWP)


 

Berdoalah agar firman Tuhan hari ini bisa berakar, tumbuh dan berbuah dalam kehidupan Sobat Teruna:


Ajari aku untuk mengenal kasih sayang dan keadilanmu, ya Allah.

bottom of page