top of page

KEKAYAAN KEBAJIKAN


 

Filipi 4 : 10-14


10 Aku sangat bersukacita dalam Tuhan, bahwa akhirnya pikiranmu dan perasaanmu bertumbuh kembali untuk aku. Memang selalu ada perhatianmu, tetapi tidak ada kesempatan bagimu. 11 Kukatakan ini bukanlah karena kekurangan, sebab aku telah belajar mencukupkan diri dalam segala keadaan. 12 Aku tahu apa itu kekurangan dan aku tahu apa itu kelimpahan. Dalam segala hal dan dalam segala perkara tidak ada sesuatu yang merupakan rahasia bagiku; baik dalam hal kenyang, maupun dalam hal kelaparan, baik dalam hal kelimpahan maupun dalam hal kekurangan. 13 Segala perkara dapat kutanggung di dalam Dia yang memberi kekuatan kepadaku. 14 Namun baik juga perbuatanmu, bahwa kamu telah mengambil bagian dalam kesusahanku.


Alkitab Terjemahan Baru © 1974, Indonesian Bible Society – Lembaga Alkitab Indonesia

 


Sobat Teruna yang diberkati Tuhan, bacaan yang direnungkan ini merupakan bagian terakhir dari surat yang ditulis oleh Rasul Paulus kepada jemaat di Filipi. Filipi merupakan kota pertama di Eropa yang dikunjungi Paulus dalam perjalanannya yang kedua (Kis 16:4-40). Walau pun ia tidak lama menetap di sana, namun Tuhan memberkati pelayanannya sehingga menghasilkan sebuah jemaat. Bahkan jemaat Filipi sangat mengasihi Paulus dan menunjang pekerjaan Tuhan.


Di suratnya kali ini, Rasul Paulus menyampaikan bahwa dirinya telah mencukupkan diri dalam segala. Karena itu hidup berkelimpahan atau kekurangan tidak menjadi soal baginya. Namun, ia sangat menghargai perhatian dan pemberian dari jemaat ini. Ia menerimanya dengan sukacita (ayat 10). Pemberian semacam itu dipahami Paulus sebagai 1) wujud keikutsertaan jemaat dalam pelayanan hamba Tuhan yang sedang menderita (ayat 14b), 2) bukti keberhasilan pemberitaan Injil (ayat 17), 3) ungkapan syukur jemaat yang berkenan kepada Tuhan (ayat 18). Tindakan yang dilakukan jemaat Filipi adalah kekayaan kebajikan yang timbul dari pemberitaan Injil dan buah pelayanan Rasul Paulus yang tulus.


Sobat Teruna, firman Tuhan ini memanggil kita untuk meneladani sikap Rasul Paulus sekaligus sikap jemaat di Filipi. Dari sikap rasul Paulus, kita belajar tentang mencukupkan diri dengan segala sesuatu. Artinya, kita tidak terlalu memaksakan keadaan atau sesuatu hal, khususnya kepada orang tua sendiri. Kita harus bisa menyesuaikan diri dengan apa yang ada. Jangan mudah mengeluhkan apa pun. Dalam segala keadaan kita mesti bisa menyatakan syukur. Dari jemaat Filipi, kita belajar tentang kerelaan, kemurahan hati untuk menopang pelayanan gereja dan misi kemanusiaan. Apakah kita siap melakukannya? Tuhan menunggu jawaban kita! (PEJRC)


 


Berdoalah agar firman Tuhan hari ini bisa berakar, tumbuh dan berbuah dalam kehidupan Sobat Teruna :


Tolong ajar aku mencukupkan diri ya Tuhan Yesus dan bentuklah aku sebagai murid-Mu yang rela berkorban demi kemuliaan nama-Mu.



bottom of page