top of page

KESETIAAN BERBUAH JANJI


 

Kejadian 9 : 8-11


8 Berfirmanlah Allah kepada Nuh dan kepada anak-anaknya yang bersama-sama dengan dia: 9 ”Sesungguhnya Aku mengadakan perjanjian-Ku dengan kamu dan dengan keturunanmu, 10 dan dengan segala makhluk hidup yang bersama-sama dengan kamu: burung-burung, ternak dan binatang-binatang liar di bumi yang bersama-sama dengan kamu, segala yang keluar dari bahtera itu, segala binatang di bumi. 11 Maka Kuadakan perjanjian-Ku dengan kamu, bahwa sejak ini tidak ada yang hidup yang akan dilenyapkan oleh air bah lagi, dan tidak akan ada lagi air bah untuk memusnahkan bumi.”


Alkitab Terjemahan Baru © 1974, Indonesian Bible Society – Lembaga Alkitab Indonesia

 


Jangan membuat janji yang tidak ingin ditepati. Pernahkah kita berjanji hanya supaya kita tidak terkena hukuman? Seperti ketika seseorang ketahuan menyontek di sekolah, maka guru meminta orang tersebut menuliskan kalimat “Aku berjanji untuk tidak menyontek lagi” sebanyak 100 kali di sebuah kertas. Kalimat di atas kertas itu hanya menjadi hiasan kalau tidak ditepati. PHP alias Pemberi Harapan Palsu, itulah sebutan untuk mereka yang tidak menepati janji.


Sobat Teruna, Allah bukanlah seorang PHP. Ketika Allah berjanji, maka janji-Nya tidak pernah dibatalkan. Allah berjanji kepada Nuh dan keturunannya serta seisi bahtera bahwa sejak peristiwa air bah tidak akan ada lagi air bah untuk memusnahkan bumi. Ini bukan perjanjian yang sembarangan. Allahlah yang berjanji. Apakah berarti Allah tidak menghukum mereka yang berdosa? Hukuman tetap ada, tetapi kesabaran dan kasih Allah jauh lebih besar. Bahkan cerahnya matahari bisa dinikmati oleh setiap orang; yang berdosa dan yang setia. Namun janji keselamatan hanya diberikan Allah kepada mereka yang percaya dan setia kepada-Nya.


Sobat Teruna, mari kita belajar dari Nuh. Di tengah banyak orang yang tidak setia, dia tetap setia kepada Allah dan firman-Nya. Banyak olok-olok yang dihadapinya karena kesetiaannya kepada Allah, namun dia tidak bergeming. Apa yang akan dilakukan, ketika kita dianggap “sok suci” oleh teman? Setiakah kita membaca renungan dalam SBTH ini? Setiakah kita berdoa? Setiakah kita menjadi pembawa damai? Setiakah kita pada janji untuk tidak merokok dan menyontek? Atau apakah kita lebih takut ditinggalkan teman daripada mengakui Allah dalam hidup pribadi sehari-hari? Janji Allah direalisasikan hanya kepada mereka yang setia, karena itu setialah! (LLS)





 


Berdoalah agar firman Tuhan hari ini bisa berakar, tumbuh dan berbuah dalam kehidupan Sobat Teruna :


Mohon ampunilah aku yang seringkali menganggap remeh kesabaran dan kesetiaan-Mu kepadaku, ya Allah. Hari ini aku bersyukur, karena kembali diingatkan untuk selalu setia kepada-Mu dan firman-Mu.

bottom of page