top of page

MEMBANGUN RELASI PENERIMAAN DAN PERSAHABATAN



 

Yohanes 4 : 1-10


1 Ketika Tuhan Yesus mengetahui, bahwa orang-orang Farisi telah mendengar, bahwa Ia memperoleh dan membaptis murid lebih banyak dari pada Yohanes 2 meskipun Yesus sendiri tidak membaptis, melainkan murid-murid-Nya, – 3 Ia pun meninggalkan Yudea dan kembali lagi ke Galilea. 4 Ia harus melintasi daerah Samaria. 5 Maka sampailah Ia ke sebuah kota di Samaria, yang bernama Sikhar dekat tanah yang diberikan Yakub dahulu kepada anaknya, Yusuf. 6 Di situ terdapat sumur Yakub. Yesus sangat letih oleh perjalanan, karena itu Ia duduk di pinggir sumur itu. Hari kira-kira pukul dua belas. 7 Maka datanglah seorang perempuan Samaria hendak menimba air. Kata Yesus kepadanya: ”Berilah Aku minum.” 8 Sebab murid-murid-Nya telah pergi ke kota membeli makanan. 9 Maka kata perempuan Samaria itu kepada-Nya: ”Masakan Engkau, seorang Yahudi, minta minum kepadaku, seorang Samaria?” (Sebab orang Yahudi tidak bergaul dengan orang Samaria.) 10 Jawab Yesus kepadanya: ”Jikalau engkau tahu tentang karunia Allah dan siapakah Dia yang berkata kepadamu: Berilah Aku minum! niscaya engkau telah meminta kepada-Nya dan Ia telah memberikan kepadamu air hidup.”


Alkitab Terjemahan Baru © Indonesian Bible Society – Lembaga Alkitab Indonesia 1974, 2018.

 


Dalam hidup, kita berjumpa dengan banyak perbedaan dan keragaman. Seringkali perbedaan dan keragaman tidak dapat diterima dengan mudah. Orang cenderung ingin menerima apa yang sama. Perbedaan pendapat, bahasa, etnis, selera, minat lainnya seringkali menjadi alasan berselisih dan bermusuhan. Padahal perbedaan dan keragaman adalah realita nyata yang tidak terelakkan oleh siapa pun. Sikap kita dalam menghadapi perbedaan dan keragaman menentukan kemampuan kita dalam berelasi serta beradaptasi dengan sesama manusia.


Saat Tuhan Yesus memilih pergi dari Yudea ke Galilea, Ia pun sesungguhnya sedang menghindari permainan orang-orang Farisi yang sengaja hendak mengacaukan hubungan baik dengan mengadu domba pengikut Yohanes Pembaptis dan murid-murid-Nya. Tuhan Yesus memperlihatkan pentingnya kesadaran menghindari konflik dan terus berelasi dalam penerimaan dan persahabatan. Sama halnya ketika Ia berbicara dengan perempuan Samaria di pinggir sumur. Perempuan ini keheranan dengan sikap Tuhan Yesus yang justru mau berbicara bahkan meminta minum darinya. Namun di sinilah Tuhan Yesus memperlihatkan bahwa Ia tidak sama seperti orang-orang Yahudi pada umumnya. Ia memandang perempuan itu sebagai sesama manusia yang patut disambut dalam kasih. Tuhan Yesus menggambarkan kehadiran-Nya bagaikan air yang memberikan kehidupan bagi manusia. Air yang tidak akan pernah habis karena Tuhan Yesus adalah Sumber kehidupan.


Sobat Teruna, keteladanan Tuhan Yesus dalam penerimaan dan persahabatan menolong kita dalam membangun relasi dengan sesama yang berbeda dan beragam. Pada saat kita mengikuti keteladanan Tuhan Yesus, kita bukan hanya sedang mengikuti Dia dalam ketaatan, tetapi juga meneruskan kasih karunia Allah kepada semua orang tanpa terkecuali. Dalam tuntunan kasih dan kuasa Roh Kudus, kiranya kita terus dimampukan untuk menyambut sesama manusia seperti yang dikehendaki Tuhan Yesus. (DSAB)





 


Berdoalah agar firman Tuhan hari ini bisa berakar, tumbuh dan berbuah dalam kehidupan Sobat Teruna:


Tuhan Yesus mampukanlah aku membangun relasi penerimaan dan persahabatan dengan sesama yang berbeda dan beragam.

bottom of page