top of page

MENGALAHKAN DIRI SENDIRI DAHULU



 

Kejadian 45 : 1-3

1 Ketika itu Yusuf tidak dapat menahan hatinya lagi di depan semua orang yang berdiri di dekatnya, lalu berserulah ia: ”Suruhlah keluar semua orang dari sini.” Maka tidak ada seorang pun yang tinggal di situ bersama-sama Yusuf, ketika ia memperkenalkan dirinya kepada saudara-saudaranya. 2 Setelah itu menangislah ia keras-keras, sehingga kedengaran kepada orang Mesir dan kepada seisi istana Firaun. 3 Dan Yusuf berkata kepada saudara-saudaranya: ”Akulah Yusuf! Masih hidupkah bapa?” Tetapi saudara-saudaranya tidak dapat menjawabnya, sebab mereka takut dan gemetar menghadapi dia.


Alkitab Terjemahan Baru © Indonesian Bible Society – Lembaga Alkitab Indonesia 1974, 2018.

 


Sobat Teruna, ada sebuah idiom, “Musuh terbesar adalah diri sendiri”. Makna ungkapan ini hendak menyampaikan bahwa keberhasilan kita menghadapi tantangan dimulai dari kemauan merendahkan hati dan membuka diri. Hal itu dimulai dengan mengalahkan rasa gengsi atau kebanggaan terhadap apa yang dimiliki. Kekayaan, harga diri dan status yang harus dipertahankan sering membuat kita menyangkal kebenaran yang seharusnya diakui.


Sobat Teruna, bacaan Alkitab hari ini menceritakan Yusuf telah menjadi penguasa di Mesir. Ia memiliki status yang lebih tinggi dibandingkan saudara-saudaranya. Bisa saja Yusuf menolak bertemu saudara-saudaranya karena mengingat perlakuan mereka yang tidak menyenangkan terhadapnya dulu. Sebagai penguasa Mesir saat itu, Yusuf juga dapat memerintahkan penangkapan atas saudara-saudaranya dan berkata, “Biarin tahu rasa kalian!” Namun yang terjadi justru Yusuf membuka identitas dirinya di hadapan saudara-saudaranya. “Akulah Yusuf!” Ia mengatakannya sambil menangis, menandakan kesedihannya sekaligus sukacitanya karena bisa berjumpa dengan kakak-kakaknya. Yusuf bahkan menanyakan keberadaan ayahnya, yaitu Yakub. Yusuf tidak membalaskan perlakuan pahit dari kakak-kakaknya, meski ada peluang untuk itu. Ia bersikap rendah hati dan tidak membiarkan dendam mendorongnya melakukan tindakan hukum, supaya kakak-kakaknya jera. Pengampunan yang Yusuf lakukan merupakan sikap kebesaran hatinya sebagai bentuk kemenangan mengalahkan diri sendiri.


Sobat Teruna, dari kisah Yusuf kita belajar bagaimana mengalahkan diri sendiri akibat peristiwa pahit di masa lalu. Jangan membiarkan amarah dan benci memengaruhi diri kita untuk membalas dendam. Sebagai saudara bersaudara kita harus mendahulukan rasa kasih sayang satu kepada yang lain. Marilah kita meneladani Yusuf yang mau mengampuni saudara-saudaranya. Semua itu dilakukan karena Tuhan pun bersedia memberi ampunan dan berkat-berkat-Nya kepada kita. (HT)


 

Berdoalah agar firman Tuhan hari ini bisa berakar, tumbuh dan berbuah dalam kehidupan Sobat Teruna :

Tuhan Yesus, mohon berilah aku kekuatan untuk mengalah diri sendiri dan hikmat dalam menghadapi kepahitan di masa lalu.

bottom of page