top of page

“MENJAGA PERKATAAN”



 

Pengkhotbah 5 : 1-7


1 Janganlah terburu-buru dengan mulutmu, dan janganlah hatimu lekas-lekas mengeluarkan perkataan di hadapan Allah, karena Allah ada di sorga dan engkau di bumi; oleh sebab itu, biarlah perkataanmu sedikit. 2 Karena sebagaimana mimpi disebabkan oleh banyak kesibukan, demikian pula percakapan bodoh disebabkan oleh banyak perkataan. 3 Kalau engkau bernazar kepada Allah, janganlah menunda-nunda menepatinya, karena Ia tidak senang kepada orang-orang bodoh. Tepatilah nazarmu. 4 Lebih baik engkau tidak bernazar dari pada bernazar tetapi tidak menepatinya. 5 Janganlah mulutmu membawa engkau ke dalam dosa, dan janganlah berkata di hadapan utusan Allah bahwa engkau khilaf. Apakah perlu Allah menjadi murka atas ucapan-ucapanmu dan merusakkan pekerjaan tanganmu? 6 Karena sebagaimana mimpi banyak, demikian juga perkataan sia-sia banyak. Tetapi takutlah akan Allah. 7 Kalau engkau melihat dalam suatu daerah orang miskin ditindas dan hukum serta keadilan diperkosa, janganlah heran akan perkara itu, karena pejabat tinggi yang satu mengawasi yang lain, begitu pula pejabat-pejabat yang lebih tinggi mengawasi mereka.




Alkitab Terjemahan Baru © Indonesian Bible Society – Lembaga Alkitab Indonesia 1974, 2018.

 


“Mulutmu, harimaumu”, adalah sebuah slogan yang mungkin sering kita dengar. Secara negatif slogan ini berarti bahwa kata-kata yang keluar dari mulut kita bisa menjadi “harimau” yang menyakiti orang lain bahkan juga merugikan diri kita sendiri.


Pengkhotbah dalam bacaan kita hari ini juga mengingatkan akan pentingnya untuk menjaga kata-kata yang keluar dari mulut kita. Kita harus berfikir dulu sebelum berbicara dan jangan sembarangan bicara dan mengeluarkan kata-kata yang tidak perlu. Pengkhotbah juga mengingatkan kita agar dari mulut kita jangan sembarangan mengucapkan janji (atau nazar) kepada Tuhan, apalagi jika kita tidak bisa menepatinya. Karena hal itu menyakitkan hati Tuhan.


Bagaimana dengan kita? Mana yang lebih banyak keluar dari mulut kita: Perkaatan yang positif atau negatif? Perkataan yang menguatkan atau menjatuhkan? Perkataan yang lembut atau kasar/kotor? Perkataan yang jujur atau bohong? Perkataan yang memuji atau menghina?


Jika dari mulut kita lebih sering keluar perkataan yang positif, menguatkan, lembut, jujur, atau memuji, maka berarti kita sudah menggunakan mulut kita dengan benar dan bijaksana. Namun jika dari mulut kita lebih sering keluar kata-kata yang negatif, menjatuhkan, kasar, bohong, atau menghina, maka berarti kita sedang membawa diri kita jatuh ke dalam dosa dan kesia-siaan.


Ingatlah dengan lagu anak-anak IMPA (Sekolah Minggu): “Hati-hati gunakan mulutmu: Amin. Hati-hati gunakan mulutmu: Amin. Karena Bapa di sorga melihat kebawah; Hati-hati gunakan mulutmu: Amin”.


Mari kita menjaga perkataan yang keluar dari mulut kita agar lebih banyak membawa berkat dalam kehidupan untuk hormat dan kemuliaan Tuhan! (YWA)


 


Berdoalah agar firman Tuhan hari ini bisa berakar, tumbuh dan berbuah dalam kehidupan Sobat Teruna:

Ya Tuhan, tolonglah aku agar mampu menjaga perkataan yang keluar dari mulutku.

bottom of page