top of page

"MENJALANI HIDUP YANG TIDAK SIA-SIA"



 

Pengkhotbah 1 : 3-11


22 Bersama-sama dengan mereka kami utus seorang lain lagi, yakni saudara kita, yang telah beberapa kali kami uji dan ternyata selalu berusaha untuk membantu. Dan sekarang ia makin berusaha karena besarnya kepercayaannya kepada kamu. 23 Titus adalah temanku yang bekerja bersama-sama dengan aku untuk kamu; saudara-saudara kami yang lain itu adalah utusan jemaat-jemaat dan suatu kemuliaan bagi Kristus. 24 Karena itu tunjukkanlah kepada mereka di hadapan jemaat-jemaat bukti kasihmu dan bukti kemegahanku atas kamu.




Alkitab Terjemahan Baru © Indonesian Bible Society – Lembaga Alkitab Indonesia 1974, 2018.

 


Sobat Teruna yang terkasih! Pernahkah kamu mendengar istilah “Bagai mencincang air” atau “Bagai menjaring angin”? Kedua istilah itu adalah peribahasa yang berarti “melakukan sesuatu yang sia-sia saja”.

‘Hidup ini adalah sia-sia belaka’, demikian si Pengkotbah mengawali kitabnya. Bumi dan alam serta isinya yang diciptakan Tuhan ini bergerak dalam sistem yang sudah pasti: manusia lahir, hidup, lalu mati; matahari terbit lalu terbenam; angin bertiup kesana kemari; hingga sungai mengalir dari hulu ke hilir (laut). Hidup dan kehidupan manusia di bumi dianggap begitu-begitu, tidak ada hal baru.

Terasa begitu pesimis ya? Apakah hidup kita ini memang sia-sia saja? Jika dibaca secara keselurhan dalam kitab Pengkhotbah kita akan mendapati gagasan bahwa hidup ini akan menjadi sia-sia jika:

1) Kita menjalaninya tanpa tujuan dan makna hidup yang benar di dalam Tuhan; dan

2) Kita menjalaninya tanpa mengingat dan takut akan Tuhan, Pencipta kita (lihat juga pasal 12 : 1, 13-14).

Jika tidak memiliki tujuan dan makna hidup yang jelas dan menjalani hidup tanpa takut akan Tuhan, maka kita akan menjalani kehidupan dengan kebingungan yang justru membuat kita tersesat dan melakukan banyak hal yang keliru. Contohnya: Bersekolah malas-malasan dan tidak bertanggung jawab; menghabiskan waktu untuk bermedsos atau bermain game di gawai, bahkan sampai top up menghabiskan banyak uang; terjebak dalam kenakalan remaja seperti pergaulan bebas, narkoba, tawuran, perudungan (bullying), atau juga pemikiran negatif yang berakibat fatal seperti suicide (bunuh diri) misalnya; demikianlah hidup yang dijalani dengan sia-sia.

Maukah kita menjalani kehidupan yang sia-sia begitu? Tentu tidak! Jadi marilah kita mencari tujuan hidup yang benar di dalam Tuhan. (YWA)


 


Berdoalah agar firman Tuhan hari ini bisa berakar, tumbuh dan berbuah dalam kehidupan Sobat Teruna:

Tuhan, tolonglah aku agar aku bisa menemukan tujuan hidup yang benar di dalam-Mu agar aku tidak menjalani kehidupan yang sia-sia.


bottom of page