top of page

"PAGAR MAKAN TANAMAN"



 

Amos 5 : 21-24


21 "Aku membenci, Aku menghinakan perayaanmu dan Aku tidak senang kepada perkumpulan rayamu. 22 Sungguh, apabila kamu mempersembahkan kepada-Ku korban-korban bakaran dan korban-korban sajianmu, Aku tidak suka, dan korban keselamatanmu berupa ternak yang tambun, Aku tidak mau pandang. 23 Jauhkanlah dari pada-Ku keramaian nyanyian-nyanyianmu, lagu gambusmu tidak mau Aku dengar. 24 Tetapi biarlah keadilan bergulung-gulung seperti air dan kebenaran seperti sungai yang selalu mengalir."


Alkitab Terjemahan Baru © Indonesian Bible Society – Lembaga Alkitab Indonesia 1974, 2018.

 


“Pagar makan tanaman” arti peribahasa ini berarti orang yang merusakkan barang yang diamanatkan kepadanya. Peribahasa ini pun menjadi gambaran hubungan Allah dengan Israel. Allah telah memberikan dan mempercayakan segala yang baik dalam kehidupan Israel, tapi semua yang baik itu dirusak dengan perilaku Israel yang hidup mendua hati. Contoh dalam kehidupan spiritual yaitu umat tidak hanya beribadah kepada Allah Israel, tapi juga melakukan penyembahan berhala seperti bangsa-bangsa di sekitar mereka. Bahkan dalam kehidupan sosial, kesejahteraan dan keadilan yang seharusnya milik semua orang, justru dipermainkan oleh oknum-oknum tertentu demi mencari keuntungan. Jadi di satu sisi umat melakukan kehendak Allah dengan tetap beribadah dan disisi lain umat melakukan kehendak mereka sendiri yang bertentangan dengan kehendak Allah.


Sobat Teruna, dari cara hidup bangsa Israel, hendaknya kita belajar untuk tetap berkomitmen kepada Tuhan. Berkat sebagai Anak Tuhan adalah status yang berharga. Tuhan ingin kita beribadah hanya kepada-Nya saja. Ibadah yang bukan ritual semata seperti korban bakaran, korban sajian, dan korban keselamatan (ayat 22). Keramaian nyanyian-nyanyian pun Tuhan tidak inginkan (ayat 23). Karena bukan itu yang diinginkan Tuhan. Tuhan menginginkan kita menjadi pribadi yang berani untuk menyatakan keadilan dan kebenaran (ayat 24). Janganlah pribadi “pagar makan tanaman” itu menjadi bagian dari diri kita, terlebih atas semua yang sudah Tuhan percayakan. Kita boleh saja bergaul dengan banyak orang, tapi tetaplah mempertahankan jati diri sebagai pengikut Kristus yang setia. Kita juga harus ingat bahwa apapun yang kita lakukan pasti ada konsekuensinya. Maka berpikirlah dua kali sebelum bertindak, supaya apa yang kita lakukan hanya seturut kehendak Tuhan.(FAEL)

 


Berdoalah agar firman Tuhan hari ini bisa berakar, tumbuh dan berbuah dalam kehidupan Sobat Teruna:


Doa: Ya Tuhan, bimbing hidupku agar selalu tertuju pada-Mu.


bottom of page