9 ”Tetapi sesudah itu Aku akan memberikan bibir lain kepada bangsa-bangsa, yakni bibir yang bersih, supaya sekaliannya mereka memanggil nama Tuhan, beribadah kepada-Nya dengan bahu-membahu. 10 Dari seberang sungai-sungai negeri Etiopia orang-orang yang memuja Aku, yang terserak-serak, akan membawa persembahan kepada-Ku. 11 Pada hari itu engkau tidak akan mendapat malu karena segala perbuatan durhaka yang kaulakukan terhadap Aku, sebab pada waktu itu Aku akan menyingkirkan dari padamu orang-orangmu yang ria congkak, dan engkau tidak akan lagi meninggikan dirimu di gunung-Ku yang kudus. 12 Di antaramu akan Kubiarkan hidup suatu umat yang rendah hati dan lemah, dan mereka akan mencari perlindungan pada nama Tuhan, 13 yakni sisa Israel itu. Mereka tidak akan melakukan kelaliman atau berbicara bohong; dalam mulut mereka tidak akan terdapat lidah penipu; ya, mereka akan seperti domba yang makan rumput dan berbaring dengan tidak ada yang mengganggunya.” 14 Bersorak-sorailah, hai puteri Sion, bertempik-soraklah, hai Israel! Bersukacitalah dan beria-rialah dengan segenap hati, hai puteri Yerusalem! 15 Tuhan telah menyingkirkan hukuman yang jatuh atasmu, telah menebas binasa musuhmu. Raja Israel, yakni Tuhan, ada di antaramu; engkau tidak akan takut kepada malapetaka lagi.
Keberagaman merupakan bagian yang tak dapat dipisahkan dari kehidupan kita. Dalam keluarga, sifat adik dan kakak belum tentu sama. Di sekolah kita memiliki teman dari latar belakang yang berbeda; suku, ras dan agama. Apalagi di media sosial yang jangkauannya sangat luas. Kita bisa memiliki teman dari berbagai negara dengan bahasa dan budaya yang berbeda. Meski demikian ada hal-hal yang bisa mempersatukan kita, terutama jika kita bergabung di komunitas yang sama. Misalnya bergadung di fandom idol K-Pop seperti; Army, Blink, ReveLuv, NCTZen, Stay, Exol, Once, dll. Atau bisa juga bergabung di komunitas penggemar game online Mobile Legends, PUBG, dan Free Fire. Tentu saja di setiap fandom, ada pemimpin yang bisa merangkul atau mempersatukan para anggota.
Sobat Teruna, hal ini pula yang dijanjikan Tuhan bagi umat Yehuda jika mereka bertobat. Nabi Zefanya menubuatkan, TUHAN menjadi sosok yang mempersatukan bangsa-bangsa untuk beribadah kepada-Nya. Semua yang terserak akan berbalik menyembah TUHAN. Tak hanya itu, TUHAN pun tak lagi mengingat kesalahan di masa lalu karena orang-orang yag menentang Tuhan telah disingkirkan. Pada ayat 13 digambarkan bahwa sisa Israel yang diselamatkan Tuhan adalah orang-orang yang tidak melakukan kelaliman, tidak menipu dan berada dalam perlindungan TUHAN.
Sobat Teruna, sebagai pemimpin kita pun diharapkan memiliki hati yang mengampuni dan mampu mempersatukan. Di saat ada banyak perbedaan, kita bisa berdiri di tengah dan merangkul setiap orang untuk kembali bersatu. Tak dapat dipungkiri, keberagaman terkadang membuat orang tak saling memahami. Tetapi bersama Tuhan, segala perbedaan mampu dipersatukan dalam damai. Mari menjadi pemimpin yang mempersatukan karena Tuhanlah Dasarnya. (JAA)
Berdoalah agar firman Tuhan hari ini bisa berakar, tumbuh dan berbuah dalam kehidupan Sobat Teruna :
Tuhan Yesus, aku rindu menjadi pribadi yang bisa menerima dan menghargai perbedaan serta mampu mempersatukan setiap perbedaan karena Engkaulah yang menjadi Dasarnya.
