1 Celakalah si pemberontak dan si cemar, hai kota yang penuh penindasan! 2 Ia tidak mau mendengarkan teguran siapa pun dan tidak mempedulikan kecaman; kepada Tuhan ia tidak percaya dan kepada Allahnya ia tidak menghadap. 3 Para pemukanya di tengah-tengahnya adalah singa yang mengaum; para hakimnya adalah serigala pada waktu malam yang tidak meninggalkan apa pun sampai pagi hari. 4 Para nabinya adalah orang-orang ceroboh dan pengkhianat; para imamnya menajiskan apa yang kudus, memperkosa hukum Taurat. 5 Tetapi Tuhan adil di tengah-tengahnya, tidak berbuat kelaliman. Pagi demi pagi Ia memberi hukum-Nya; itu tidak pernah ketinggalan pada waktu fajar. Tetapi orang lalim tidak kenal malu!
Bacaan firman TUHAN hari ini menyoroti kota Yerusalem yang dipenuhi orang-orang, baik pemimpin maupun umat yang memberontak, cemar dan menindas. Nabi Zefanya menggambarkan orang-orang tersebut tidak mau mendengarkan teguran, tidak peduli pada kritik bahkan tidak percaya kepada kemahakuasaan TUHAN. Para pemimpin Kota Yerusalem, baik pemerintah maupun penegak hukum, disebut menakutkan layaknya singa dan serigala yang mengaum. Para pemuka agamanya ceroboh, berkhianat, menajiskan apa yang kudus dan melanggar Hukum Taurat. Semua tindakan orang-orang Yerusalem itu disimpulkan dalam satu kata; kelaliman. Nabi Zefanya menegaskan hanya Tuhan yang tidak berbuat kelaliman. Dilihat dari kata dasarnya, lalim berarti semena-mena, menindas, cemar, hina, keji, kotor, nista, tercela, ternoda, bengis dan kejam. Lawan kata dari lalim adalah kudus, yang artinya tidak bercela, murni, suci.
Kata lalim sering dipakai mengikuti kata pemimpin atau raja. Misalnya raja lalim, berarti raja yang semena-mena, menindas, hina, keji, kotor, nista, tercela, bengis, kejam. Sedangkan kata kudus identik dengan TUHAN, yang menunjukkan kemurnian, kesucian, tidak bercela.
Sobat Teruna, sebagai anak TUHAN, kita mewarisi kekudusan-Nya. Dengan Roh Kudus, kita dituntun untuk menjaga kekudusan dalam segala hal termasuk ketika menjadi pemimpin. Seorang pemimpin yang menjaga kekudusan tidak akan menindas, tidak bertindak semena-mena, tidak bengis, tidak kejam, juga tidak tercela sikap hidupnya. Dia akan mendengarkan teguran, menerima kritikan dan percaya kepada kemahakuasaan TUHAN. Sobat Teruna, hal inilah yang diinginkan Tuhan dari kita. Menjadi pemimpin memang memberikan kita kekuasaan yang lebih besar dibandingkan orang lain. Tetapi di balik itu, menjadi pemimpin pun berarti harus menjaga kemurnian hati dan niat, sehingga tidak semena-mena dalam bertindak apalagi menyalahgunakan kekuasaan. (JAA)
Berdoalah agar firman Tuhan hari ini bisa berakar, tumbuh dan berbuah dalam kehidupan Sobat Teruna :
Tuhan Yesus, tuntun aku dengan kuasa Roh Kudus agar aku dimampukan menjaga kekudusan yang Engkau anugerahkan, sehingga aku terhindar dari kelaliman.