SETIA PADA PERINTAH TUHAN

Hakim-Hakim 2 : 1 - 5
1 Lalu Malaikat Tuhan pergi dari Gilgal ke Bokhim dan berfirman: ”Telah Kutuntun kamu keluar dari Mesir dan Kubawa ke negeri yang Kujanjikan dengan bersumpah kepada nenek moyangmu, dan Aku telah berfirman: Aku tidak akan membatalkan perjanjian-Ku dengan kamu untuk selama-lamanya, 2 tetapi janganlah kamu mengikat perjanjian dengan penduduk negeri ini; mezbah mereka haruslah kamu robohkan. Tetapi kamu tidak mendengarkan firman-Ku. Mengapa kamu perbuat demikian? 3 Lagi Aku telah berfirman: Aku tidak akan menghalau orang-orang itu dari depanmu, tetapi mereka akan menjadi musuhmu dan segala allah mereka akan menjadi jerat bagimu.” 4 Setelah Malaikat Tuhan mengucapkan firman itu kepada seluruh Israel, menangislah bangsa itu dengan keras. 5 Maka tempat itu dinamai Bokhim. Lalu mereka mempersembahkan korban di sana kepada Tuhan.
Alkitab Terjemahan Baru © Indonesian Bible Society – Lembaga Alkitab Indonesia 1974, 2018.
Tuhan mencintai keberagaman. Karena itu, sebagai umatNya, kita dipanggil untuk membangun sikap toleran kepada orang-orang yang berbeda dengan kita sebagai wujud cinta kasih. Tetapi, Tuhan juga mencintai kebenaran. Maka, kita juga mau diingatkan agar sikap toleran yang kita kembangkan, tidaklah sampai bersikap permisif terhadap hal-hal yang jahat di mata Tuhan.
Dalam bacaan Alkitab kita, umat Israel melakukan misi yang Tuhan percayakan, yakni menguasai tanah Kanaan. Tetapi, dalam pelaksanaannya, umat Israel justru melakukan perjanjian dengan bangsa-bangsa lain yang ada di tanah Kanaan. Karena itu, Tuhan akan menjadikan musuh-musuh yang mengancam umat Israel. Tentu ini jangan dipahami bahwa Tuhan menyuruh umat Israel untuk tidak bersikap toleran kepada bangsa-bangsa lain. Yang dimaksud Tuhan adalah, meski umat Israel telah mengikat perjanjian dengan Tuhan untuk hidup setia dengan firman Tuhan, tetapi kenyataannya, mereka juga mengikat janji setia dengan ilah-ilah bangsa lain dengan mengikuti ajaran-ajaran ilah lain yang bertentangan dengan firman Tuhan. Hal inilah yang menyebabkan Tuhan murka. Karena sadar akan kesalahan mereka, maka umat Israel pun menyesal dan memohon ampun kepada Tuhan di Bokhim.
Sobat Teruna, pada saat ini kita mau diingatkan bahwa sebagai pengikut Kristus, kita memang perlu mengembangkan prinsip kasih yang menghargai perbedaan. Apalagi kita hidup di bumi Indonesia yang penduduknya memiliki beragam latar belakang yang berbeda. Tetapi, sikap toleran itu bukan berarti kita permisif terhadap hal-hal yang jahat di mata Tuhan. Di tengah-tengah keberagaman, kita harus tetap mampu menjaga prinsip iman kita di dalam Yesus Kristus. (SLSH)
Berdoalah agar firman Tuhan hari ini bisa berakar, tumbuh dan berbuah dalam kehidupan Sobat Teruna :
Ya Tuhan, kiranya hikmat-Mu memampukanku hidup dalam semangat toleransi dengan sesamaku tanpa harus kehilangan prinsip imanku kepadaMu.