top of page

SIAPA YANG PALING PENTING?



 

Markus 7:24-30

24 Lalu Yesus berangkat dari situ dan pergi ke daerah Tirus. Ia masuk ke sebuah rumah dan tidak mau bahwa ada orang yang mengetahuinya, tetapi kedatangan-Nya tidak dapat dirahasiakan. 25 Malah seorang ibu, yang anaknya perempuan kerasukan roh jahat, segera mendengar tentang Dia, lalu datang dan tersungkur di depan kaki-Nya. 26 Perempuan itu seorang Yunani bangsa Siro-Fenisia. Ia memohon kepada Yesus untuk mengusir setan itu dari anaknya. 27 Lalu Yesus berkata kepadanya: ”Biarlah anak-anak kenyang dahulu, sebab tidak patut mengambil roti yang disediakan bagi anak-anak dan melemparkannya kepada anjing.” 28 Tetapi perempuan itu menjawab: ”Benar, Tuhan. Tetapi anjing yang di bawah meja juga makan remah-remah yang dijatuhkan anak-anak.” 29 Maka kata Yesus kepada perempuan itu: ”Karena kata-katamu itu, pergilah sekarang sebab setan itu sudah keluar dari anakmu.” 30 Perempuan itu pulang ke rumahnya, lalu didapatinya anak itu berbaring di tempat tidur, sedang setan itu sudah keluar.

Alkitab Terjemahan Baru © Indonesian Bible Society – Lembaga Alkitab Indonesia 1974, 2018.

 


Tidak ada orang tua yang senang hatinya ketika melihat anaknya sakit. Segala upaya pasti akan dilakukan oleh orang tua agar anaknya segera mendapatkan pertolongan dan kesembuhan. Kini hal yang sebaliknya disodorkan kepada Sobat Teruna. Ketika orang tua membutuhkan pertolongan kita, misalnya membeli sesuatu atau menjaga Adik karena Ayah dan Ibu kita mau beribadah, apakah kita bersedia dengan senang hati atau jangan-jangan kita merasa sibuk dan tak punya waktu untuk menolong mereka? Sedangkan untuk hangout (nongkrong bareng) atau mabar (makan bareng) dengan teman-teman seolah-olah merupakan suatu yang penting dilakukan hanya agar tidak dikatakan “kuper (kurang pergaulan) atau kudet (kurang update).”


Belajar dari Firman Tuhan saat ini, ketika seorang Ibu (yang bukan orang Yahudi) begitu gigih berupaya untuk kesembuhan anaknya datang kepada Yesus dan memohon jamahan-Nya. Walaupun si Ibu bukan orang Yahudi, namun Ia yakin bahwa Yesus dapat melepaskan roh jahat yang ada di dalam tubuh anaknya. Tuhan Yesus menyatakan kepada si Ibu bahwa Injil harus lebih dulu diberikan kepada Israel (roti bagi anak-anak), dan si Ibu menjawab pernyataan Tuhan Yesus itu dengan bijaksana, ketekunan dan iman bahwa remah-remah roti itu akan dimakan oleh anjing (binatang piaraan yang ada di dalam rumah orang Yunani dan lambang orang-orang non Yahudi). Tuhan Yesus menjawab iman si Ibu dengan kesembuhan anaknya.

Sobat Teruna, ingatlah pengorbanan orang tua kita demi anak-anaknya tentu dilakukan tanpa pamrih sedikit pun. Mereka ingin anak-anaknya mengasihi dan menghormatinya. Sama seperti Allah yang mengasihi manusia dengan mengurbankan Putra Tunggal-Nya sebagai Penebus dosa kita. Allah pun ingin kita setia dan taat kepada-Nya.(NR)



 

Berdoalah agar firman Tuhan hari ini bisa berakar, tumbuh dan berbuah dalam kehidupan Sobat Teruna:


Tuhan Yesus berkatilah Ayah dan Ibuku yang telah berjerih lelah untuk dapat memberikan yang terbaik bagiku hingga saat ini.

bottom of page