top of page

TANGAN KANAN MEMBERI, TANGAN KIRI ...


 

Matius 6 : 1-4

1 ”Ingatlah, jangan kamu melakukan kewajiban agamamu di hadapan orang supaya dilihat mereka, karena jika demikian, kamu tidak beroleh upah dari Bapamu yang di sorga. 2 Jadi apabila engkau memberi sedekah, janganlah engkau mencanangkan hal itu, seperti yang dilakukan orang munafik di rumah-rumah ibadat dan di lorong-lorong, supaya mereka dipuji orang. Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya mereka sudah mendapat upahnya. 3 Tetapi jika engkau memberi sedekah, janganlah diketahui tangan kirimu apa yang diperbuat tangan kananmu. 4 Hendaklah sedekahmu itu diberikan dengan tersembunyi, maka Bapamu yang melihat yang tersembunyi akan membalasnya kepadamu.”



Alkitab Terjemahan Baru © 1974, Indonesian Bible Society – Lembaga Alkitab Indonesia

 


Sobat Teruna, manakah yang lebih mudah; memberi atau menerima? Tentu lebih mudah menerima. Sejak kanak-kanak, umumnya kita lebih senang menerima daripada memberi hadiah. Kita mudah terjebak dalam perhitungan ketika memberi. Sebaliknya, ketika menerima, kita bisa tidak memakai pertimbangan apapun.


Memberi memang bukan perkara gampang. Memberi bisa mengandung banyak arti dan motivasi. Misalnya, kita memiliki banyak anak anjing di rumah dan menjadi repot memeliharanya. Lalu kita memberi anak anjing itu kepada tetangga. Di sini pemberian tulus itu bisa berarti ‘membuang’. Contoh lain, kita memberi baju kuning untuk sahabat. Kemudian memintanya memakai baju itu di acara pesta kita. Padahal kita tahu, dia tidak menyenangi baju kuning tersebut. Bukankah pemberian tulus itu telah menjadi semacam ‘pemaksaan‘ terhadap orang lain?


Memberi memang tidak mudah. Memberi harus tulus ikhlas dan dari apa yang ada pada kita. Artinya bukan barang curian atau pinjaman. Memberi tidak boleh menuntut balasan. Yang terpenting, memberi tidak perlu digembar-gemborkan, supaya orang lain tahu. Seperti gambar di samping ini, bukan? “Masa tangan kanan memberi, tangan kiri malah selfie?” (sumber: antvklik.com)



Itu sebabnya Yesus menegur keras tingkah laku beragama umat Yahudi dalam memberi sedekah (juga berdoa dan berpuasa) ketika hal itu dilakukan dengan motivasi yang salah. Kesalahan utama ialah jika kewajiban agama itu dilakukan dengan maksud untuk mempermuliakan diri. Sobat Teruna, hari ini Yayasan Diakonia (Yadia) GPIB berulang tahun. Mari doakan kinerja Yadia agar menyalurkan bantuan dengan tulus ikhlas. Mari menabung dan menyisihkan uang jajan untuk bisa memberi kepada mereka yang membutuhkan. Oh ya satu lagi, ketika memberi, jangan selfie ya! Diam-diam saja. (ES)


 

Berdoalah agar firman Tuhan hari ini bisa berakar, tumbuh dan berbuah dalam kehidupan Sobat Teruna :


Tuhan Yesus, mohon jadikanlah aku teruna yang tulus memberi, sama seperti Engkau yang telah memberikan diri-Mu di kayu salib.




bottom of page