TENANG DAN PERCAYALAH!

Markus 6 : 45-52
45 Sesudah itu Yesus segera memerintahkan murid-murid-Nya naik ke perahu dan berangkat lebih dulu ke seberang, ke Betsaida, sementara itu Ia menyuruh orang banyak pulang. 46 Setelah Ia berpisah dari mereka, Ia pergi ke bukit untuk berdoa. 47 Ketika hari sudah malam perahu itu sudah di tengah danau, sedang Yesus tinggal sendirian di darat. 48 Ketika Ia melihat betapa payahnya mereka mendayung karena angin sakal, maka kira-kira jam tiga malam Ia datang kepada mereka berjalan di atas air dan Ia hendak melewati mereka. 49 Ketika mereka melihat Dia berjalan di atas air, mereka mengira bahwa Ia adalah hantu, lalu mereka berteriak-teriak, 50 sebab mereka semua melihat Dia dan mereka pun sangat terkejut. Tetapi segera Ia berkata kepada mereka: ”Tenanglah! Aku ini, jangan takut!” 51 Lalu Ia naik ke perahu mendapatkan mereka, dan angin pun redalah. Mereka sangat tercengang dan bingung, 52 sebab sesudah peristiwa roti itu mereka belum juga mengerti, dan hati mereka tetap degil.
Alkitab Terjemahan Baru © 1974, Indonesian Bible Society – Lembaga Alkitab Indonesia
Tenang adalah kata sifat yang mempunyai tiga arti menurut KBBI V. Pertama, tenang berarti kelihatan diam tidak bergerak-gerak atau tak berombak (tentang air, laut). Kedua, tenang berarti tidak berubah-ubah (tentang perilaku, pembawaan diri). Ketiga, tenang berarti tidak gelisah (tentang perasaan hati), aman dan tentram (perihal suatu keadaan).
Peristiwa Yesus berjalan di atas air, yang menjadi judul bacaan Alkitab hari ini, secara tidak langsung menggambarkan seluruh arti dari kata tenang tersebut. Ketika air danau teduh atau pun bergelora karena angin sakal, Yesus tetap tenang. Tanpa takut, Yesus berjalan di tengah kegelapan malam di atas air menuju para murid yang sedang bersusah payah mendayung perahu karena angin sakal menerpa mereka di danau Galilea. Para murid mengira Tuhan Yesus adalah hantu, sehingga mereka berteriak-teriak. Tampak sekali bahwa para murid tidak tenang dan dikuasai keadaan. Sebaliknya, Tuhan Yesus nampak sangat mengendalikan situasi dan keadaan. Ia berkata, “Tenanglah! Aku ini, jangan takut!“ (ayat 50b). Kemudian situasi di danau berubah menjadi tenang. Para murid tercengang dan menjadi bingung, karena hati mereka tetap degil.
Sobat Teruna, kadang kala kita mengalami seperti yang dialami oleh murid-murid Yesus ketika berada dalam situasi bahaya ataupun keadaan sulit yang tidak terduga. Ketakutan diri membuat kita degil, berpikir ke hal-hal negatif, sehingga lupa untuk berdoa mohon penyertaan dan campur tangan Tuhan. Melalui bacaan Alkitab hari ini, kita diingatkan untuk tenang dalam menyikapi segala sesuatu, berdoa dan tetap percaya bahwa Tuhan Yesus senantiasa ada untuk menolong, menopang dan menyertai kita. Firman Tuhan pun berkata, “Dalam tinggal tenang dan percaya terletak kekuatanmu” (Yesaya 30:15c). (AS)
Berdoalah agar firman Tuhan hari ini bisa berakar, tumbuh dan berbuah dalam kehidupan Sobat Teruna :
Tolong ajar aku ya Tuhan untuk tenang dan percaya kepada-Mu dalam menghadapi situasi maupun kondisi apa pun di mana pun.