top of page

TERUNA TAMPIL BEDA!


 

Matius 13 : 24-30

24 Yesus membentangkan suatu perumpamaan lain lagi kepada mereka, kata-Nya: ”Hal Kerajaan Sorga itu seumpama orang yang menaburkan benih yang baik di ladangnya. 25 Tetapi pada waktu semua orang tidur, datanglah musuhnya menaburkan benih lalang di antara gandum itu, lalu pergi. 26 Ketika gandum itu tumbuh dan mulai berbulir, nampak jugalah lalang itu. 27 Maka datanglah hamba-hamba tuan ladang itu kepadanya dan berkata: Tuan, bukankah benih baik, yang tuan taburkan di ladang tuan? Dari manakah lalang itu? 28 Jawab tuan itu: Seorang musuh yang melakukannya. Lalu berkatalah hamba-hamba itu kepadanya: Jadi maukah tuan supaya kami pergi mencabut lalang itu? 29 Tetapi ia berkata: Jangan, sebab mungkin gandum itu ikut tercabut pada waktu kamu mencabut lalang itu. 30 Biarkanlah keduanya tumbuh bersama sampai waktu menuai. Pada waktu itu aku akan berkata kepada para penuai: Kumpulkanlah dahulu lalang itu dan ikatlah berberkas-berkas untuk dibakar; kemudian kumpulkanlah gandum itu ke dalam lumbungku.”


Alkitab Terjemahan Baru © Indonesian Bible Society – Lembaga Alkitab Indonesia 1974,2018.

 


Sobat Teruna terkasih, mulai hari ini kita akan belajar dari beberapa perumpamaan Tuhan Yesus yang dicatat dalam Injil Matius. Kita mulai dengan perumpamaan tentang “Lalang Di antara Gandum.” Sebagai catatan, perumpamaan ini adalah salah satu gaya penulisan khas Matius.


Dalam perumpamaan “Lalang Di antara Gandum” diceritakan adanya tanaman lalang yang merupakan tanaman perusak yang “mencuri” makanan dan mengganggu proses tumbuh kembang tanaman gandum. Tanaman pengganggu ini sengaja ditaburkan benihnya oleh “musuh” pemilik ladang gandum. Maksudnya untuk membuat tanaman gandum si pemilik tidak dapat bertumbuh dengan baik. Para hamba si pemilik ladang gandum ingin mencabut tanaman lalang itu. Namun, sang pemilik ladang gandum melarang mereka. Karena ia tahu akibat buruk yang akan terjadi, yaitu bisa saja gandum akan ikut tercabut juga. Hal itu tentu merugikan dirinya karena hasil panen akan berkurang. Saat panenlah waktu yang tepat karena telah terlihat jelas perbedaan kedua tanaman tersebut, sehingga berkas lalang akan mudah dipotong dan dipisahkan.


Nah, apa makna perumpamaan ini bagi kita?

1. Sama seperti lalang di antara gandum, demikian pula gambaran kehidupan kita di antara berbagai pengaruh yang tidak baik, yang bisa saja memengaruhi pola pikir dan tingkah laku. Untuk “membentengi diri” kita harus tekun membangun hubungan pribadi dengan Tuhan Yesus melalui pembacaan Alkitab, membaca SBTH serta berdoa setiap hari.

2. Sobat Teruna adalah “gandum” atau murid-murid Tuhan Yesus yang tentu saja BERBEDA dengan mereka yang tidak percaya kepada-Nya. Mari terus berupaya untuk memperlihatkan sikap dan gaya hidup yang sesuai pengajaran Tuhan Yesus agar kita bisa menjadi saksi-Nya bagi teman-teman di sekitar. (MCLH)


 


Berdoalah agar firman Tuhan hari ini bisa berakar, tumbuh dan berbuah dalam kehidupan Sobat Teruna :


Tuhan Yesus, mohon tuntunlah hati dan pikiranku selalu agar praktek hidupku sesuai dengan kehendak-Mu dan aku dapat menjadi remaja Kristiani yang baik dan memuliakan nama-Mu.





bottom of page