top of page

WAKTU UNTUK TUHAN



 

Keluaran 34: 18-26

18 Hari raya Roti Tidak Beragi haruslah kaupelihara; tujuh hari lamanya engkau harus makan roti yang tidak beragi, seperti yang Kuperintahkan kepadamu, pada waktu yang ditetapkan dalam bulan Abib, sebab dalam bulan Abib itulah engkau keluar dari Mesir. 19 Segala apa yang lahir terdahulu dari kandungan, Akulah yang empunya, juga segala ternakmu yang jantan, anak yang lahir terdahulu dari lembu atau domba. 20 Tetapi anak yang lahir terdahulu dari keledai haruslah kautebus dengan seekor domba; jika tidak kautebus, haruslah kaupatahkan batang lehernya. Setiap yang sulung dari antara anak-anakmu haruslah kautebus, dan janganlah orang menghadap ke hadirat-Ku dengan tangan hampa.

21 Enam harilah lamanya engkau bekerja, tetapi pada hari yang ketujuh haruslah engkau berhenti, dan dalam musim membajak dan musim menuai haruslah engkau memelihara hari perhentian juga. 22 Hari raya Tujuh Minggu, yakni hari raya buah bungaran dari penuaian gandum, haruslah kaurayakan, juga hari raya pengumpulan hasil pada pergantian tahun. 23 Tiga kali setahun segala orangmu yang laki-laki harus menghadap ke hadirat Tuhanmu Tuhan, Allah Israel, 24 sebab Aku akan menghalau bangsa-bangsa dari depanmu dan meluaskan daerahmu; dan tiada seorang pun yang akan mengingini negerimu, apabila engkau pergi untuk menghadap ke hadirat Tuhan, Allahmu, tiga kali setahun. 25 Janganlah darah korban sembelihan yang kepada-Ku kaupersembahkan beserta sesuatu yang beragi, dan janganlah ada dari korban sembelihan pada hari raya Paskah bermalam sampai pagi. 26 Yang terbaik dari buah bungaran hasil tanahmu haruslah kaubawa ke dalam rumah Tuhan, Allahmu. Janganlah engkau masak anak kambing dalam susu induknya.”


Alkitab Terjemahan Baru © Indonesian Bible Society – Lembaga Alkitab Indonesia 1974, 2018.

 


Menurut kitab Kejadian, Allah menciptakan alam semesta dan seisinya selama enam hari. Kemudian pada hari ketujuh Allah berhenti. Allah berhenti bukan karena lelah, tetapi untuk memberkati serta menguduskannya (Kej.2:2-3). Karena itu, Allah juga memerintahkan manusia, agar menyediakan satu hari, yaitu hari ketujuh untuk beristirahat dan menguduskannya (Kel.20:8-11). Allah mempunyai tujuan, ketika memerintahkan umat-Nya beristirahat atau berhenti bekerja pada hari yang ketujuh (ay.21). Pertama, agar mereka dapat memulihkan kondisi diri, yaitu pemulihan dari kelelahan fisik, emosional dan pikiran, setelah melakukan rutinitas selama enam hari. Kedua, agar mereka dapat benar-benar bersekutu dengan Allah melalui ibadah, doa, dan puji-pujian kepada-Nya. Dari persekutuan tersebut umat memperoleh kekuatan baru (fisik dan rohani), mendapatkan ketenangan (jiwa) dan mengetahui yang seharusnya dilakukan di dunia ini. Ketiga, agar umat mampu bersyukur, sebab semua yang mereka butuhkan hanya bisa diperoleh ketika bersama Allah. Dengan demikian, umat mampu menemukan pengharapan dan kekuatan untuk memulai minggu baru dengan penuh keyakinan, bahwa mereka bisa melakukan perkara besar, karena Allah menyertai.


Sobat Teruna, sebagai seorang pelajar tugas utama selama enam hari adalah belajar atau sekolah, baik secara luring maupun daring. Karena itu jam istirahat harus digunakan dengan sungguh-sungguh. Allah menghendaki kita bijaksana mengatur dan menggunakan waktu. Waktunya belajar gunakan sebaik-baiknya untuk menuntut ilmu. Waktunya beristirahat, manfaatkanlah dengan maksimal. Selanjutnya yang terpenting adalah gunakan hari Minggu sebagai waktu yang dikhususkan untuk beribadah atau bersekutu dengan Allah bersama keluarga, supaya kita memperoleh penyegaran dan semangat baru dari Firman-Nya. Sedangkan selebihnya, waktu yang ada bisa kita gunakan untuk istirahat dan melakukan kegiatan sosial yang lainnya. (Sdn)


 


Berdoalah agar firman Tuhan hari ini bisa berakar, tumbuh dan berbuah dalam kehidupan Sobat Teruna:


Tuhan Yesus, tolong ajarlah aku mampu mengatur waktu serta mengunakannya dengan bijaksana, secara khusus untuk belajar, sekolah, bersekutu dan memuliakan-Mu.

bottom of page