YESUS MENYELAMATKAN ORANG BERDOSA

Markus 2: 13-17
13 Sesudah itu Yesus pergi lagi ke pantai danau, dan seluruh orang banyak datang kepada-Nya, lalu Ia mengajar mereka. 14 Kemudian ketika Ia berjalan lewat di situ, Ia melihat Lewi anak Alfeus duduk di rumah cukai lalu Ia berkata kepadanya: ”Ikutlah Aku!” Maka berdirilah Lewi lalu mengikuti Dia. 15 Kemudian ketika Yesus makan di rumah orang itu, banyak pemungut cukai dan orang berdosa makan bersama-sama dengan Dia dan murid-murid-Nya, sebab banyak orang yang mengikuti Dia. 16 Pada waktu ahli-ahli Taurat dari golongan Farisi melihat, bahwa Ia makan dengan pemungut cukai dan orang berdosa itu, berkatalah mereka kepada murid-murid-Nya: ”Mengapa Ia makan bersama-sama dengan pemungut cukai dan orang berdosa?” 17 Yesus mendengarnya dan berkata kepada mereka: ”Bukan orang sehat yang memerlukan tabib, tetapi orang sakit; Aku datang bukan untuk memanggil orang benar, melainkan orang berdosa.”
Alkitab Terjemahan Baru © 1974, Indonesian Bible Society – Lembaga Alkitab Indonesia
“Tuhan membenci dosa, tetapi mengasihi orang berdosa.” Demikian ungkapan yang sering kita dengar. Karena kasih-Nya, Tuhan tidak menginginkan kebinasaan manusia akibat dosa. Karena itu Tuhan datang menyelamatkan manusia berdosa (Yoh. 3:16).
Tuhan Yesus memanggil Lewi, seorang pemungut cukai untuk menjadi murid-Nya. Tugas pemungut cukai adalah memungut pajak dari masyarakat. Waktu itu banyak orang Yahudi yang bekerja sebagai pegawai pemerintahan Romawi yang ditugaskan untuk memungut pajak dari masyarakat. Biasanya pemungut cukai ini memungut pajak melebihi dari ketentuan yang berlaku. Karena itu di mata orang Yahudi, pemungut cukai adalah orang hina dan berdosa yang dipandang sebagai kaki-tangan penjajah, pengkhianat bangsa dan ‘lintah darat’ yang membuat bangsanya sendiri menderita. Tuhan Yesus memanggil Lewi menjadi murid-Nya bukan karena dia memenuhi syarat, melainkan untuk menyelamatkannya dan mengubah hidupnya menjadi pengikut-Nya yang setia. Tindakan Tuhan Yesus makan di rumah Lewi dengan pemungut cukai dan orang berdosa dikritik oleh pemuka-pemuka agama Yahudi, yaitu ahli-ahli Taurat dan orang Farisi yang merasa diri benar/tidak berdosa. Mereka mempertanyakan, “Mengapa Tuhan Yesus makan bersama dengan pemungut cukai dan orang berdosa?” Di sinilah Tuhan Yesus menegaskan maksud kedatangan-Nya, bahwa Dia datang ke dunia untuk menyelamatkan orang berdosa.
Sobat Teruna, karena dosa yang dilakukan, kadang kita merasa tak layak di hadapan Tuhan. Mungkin orang lain memandang kita sebagai orang hina dan berdosa. Namun, bersyukurlah bahwa Tuhan Yesus telah menjadi Juruselamat kita. Tuhan Yesus sangat mengasihi, sehingga menyelamatkan kita dari kebinasaan. Mari menjadi pengikut Tuhan Yesus yang setia. Mari taat melakukan kehendak-Nya dan terus memancarkan kemuliaan-Nya. Itulah tanda syukur kita atas anugerah keselamatan dari-Nya. (SS)
Berdoalah agar firman Tuhan hari ini bisa berakar, tumbuh dan berbuah dalam kehidupan Sobat Teruna :
Tuhan Yesus, tolong mampukan aku untuk terus bersyukur atas anugerah keselamatan dari-Mu melalui kehidupan yang taat dan memuliakan nama-Mu.