top of page

TERUNA DAN TEKNOLOGI (Part 1)





Bayangkan kita bangun di pagi hari dan handphone kita tidak ada sinyal. Dan ternyata bukan kita saja, tapi semua orang di Indonesia mengalami hal yang sama. Mau telepon sulit, mau kirim pesan teks sulit, apalagi mau cek media sosial pun tidak bisa. Cek di televisi ternyata gambarnya pun hitam saja. No signal, tanpa siaran, tanpa berita. Mau pesan makanan tidak bisa. Mau top-up listrik tidak bisa. Lalu tidak lama, listrik pun mati. Astaga, kita kembali ke masa jadoel. Ternyata tanpa teknologi informasi, telekomunikasi dan perangkat pintar, seperti hidup di zaman batu rasanya. Inilah sekilas gambaran sejauh mana teknologi mentransformasi dunia dan cara hidup manusia.



Tak bisa dipungkiri, teknologi terus menerus membentuk dunia. Bahkan negara-negara pun berlomba-lomba untuk menjadi yang terdepan.

 


Jepang dengan rencana transfomasi besar-besarannya melalui konsep/gagasan Society 5.0. Visi untuk menciptakan Masyarakat Super Pintar (Super-Smart Society). Dengan inovasi dari Revolusi Industri 4.0 yaitu IoT, big data, artificial intelligence (AI) dan robotika (termasuk drones) dapat menjadi solusi berbagai masalah sosial akibat jumlah penduduk Jepang yang sekarang didominasi orang-orang tua, sangat sedikit anak-anak dan kekurangan tenaga kerja muda.



 




 

Tiongkok/China sejak 2015 meluncurkan inisiatif “Made in China 2025”. Dengan dukungan penuh pemerintah China, perusahaan milik negara dan swasta melakukan ekspansi, investasi dan akusisi secara besar-besaran dalam bidang high-tech industry. Ada 10 industri yang disasar yaitu:

1. Industri teknologi informasi canggih baru

termasuk artificial intellegence (AI) hingga quantum computing.

2. Industri peralatan mesin otomatis dan robotika.

3. Industri aerospace dan aeronautika.

4. Industri peralatan maritim berteknologi tinggi.

5. Industri peralatan transportasi kereta api modern.

6. Industri mobil tanpa sopir (self-driving)

dan kendaraan dengan energi terbarukan

7. Industri peralatan listrik.

8. Industri agrikultur

9. Industri bahan baru

10. Industri biopharma dan produk medis canggih.

Pemerintah berharap pada 2025 produktivitas sektor manufaktur akan meningkat secara besar-besaran melalui inovasi, menciptakan perusahaan multinasional yang bersaing secara global dengan keunggulan pada penghematan sumber daya dan ramah lingkungan. Ini sekaligus strategi transformasi dari kesan sebagai negara produsen barang murah dengan kualitas rendah menjadi negara produsen barang/jasa high-tech bernilai tinggi.





Begitu juga Jerman. Istilah Industry 4.0 pertama kali digemakan di Jerman pada Hannover Fair, 4-8 April 2011. Istilah ini digunakan oleh pemerintah Jerman untuk memajukan bidang industri ke tingkat selanjutnya, dengan bantuan teknologi. Sekarang dengan “digital agenda” dan “digital awakening”-nya, Jerman fokus antara lain pada Artificial Intelligent Strategy, Data Strategy, Blockchain Strategy, 5G Strategy. Salah satu yang menarik adalah Gaia-X project yang mengusahakan regulasi teknologi dan data. Mereka melihat pentingnya kedaulatan, keamanan dan transparansi data, cloud dan infratrukturnya demi mempersiapkan diri menuju “digital economy”.





Bagaimana dengan kita, teruna? Setelah melihat bagaimana dunia menggunakan teknologi untuk menjadi solusi masalah sosial seperti di Jepang, 10 industri tekonologi tinggi yang menjadi kunci kemajuan negara seperti di Cina dan bagaimana Jerman melihat pentingnya keamanan/regulasi data di Uni Eropa. Apa yang bisa kita pelajari dan lakukan? Apa relasinya dengan dunia kerja kita ke depan? (GT)

(Bersambung ke Part 2)

 






 







bottom of page